Hubungan Pengetahuan
Dengan Sikap Ibu Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
Di Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten Langkat
Tahun
2017
(Knowledge Relationship With Mothers 'Attitude In
Early Detection Grown Balita In The Velocity North Pelawi District Years Of The
Year 2017)
Adella Putri Br.Tarigan1,
Roslina Yulianti2, Khairatunnisa3
1Mahasiswi, D4 Kebidanan Helvetia
2Dosen, D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia
3Dosen S1, Kesehatan Masyarakat Helvetia
Email: Adellaputritarigan614@gmail.com
INFO ARTIKEL
|
|
ABSTRACT/ABSTRAK
|
Keywords:
Knowledge, Early Detection Attitude Growth Flower
|
|
Children
are unique individuals, where they have a continuous growth process from
birth to adulthood. The purpose of this research is to know the correlation
of knowledge with mother attitude in early detection of growth of toddler in
pelawi kelurahan north of langkat district in 2017. The research design used
in this research is analytic survey with cross sectional approach. The
population in this study were mothers with children under five at Posyandu I
Kelurahan Pelawi Utara from May to September which amounted to 53 respondents
with the sample is the entire population. Data analysis of univariate and
bivariate data analysis problems with chi-square test statistic. The result
of this research is There is a significant correlation between knowledge with
mother attitude in early detection of toddler growth in 2017 in Kelurahan
Pelawi Utara Sub District of Babalan Regency of Langkat. Where the Sig-2
Tailed value is 0.00 and less than 0.05. It is recommended for health workers
to guide mothers who have a toddler to perform early detection of infant
growth.
|
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
|
|
Anak merupakan individu yang unik, dimana mereka
memiliki proses tumbuh kembang yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai
dewasa. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh
kembang balita di kelurahan pelawi utara kabupaten langkat tahun 2017. Desain penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah survey
analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Posyandu I Kelurahan Pelawi Utara dari bulan Mei-September yang
berjumlah 53 responden dengan sampel adalah seluruh populasi. Analisis data masalah analisis
data univariat dan bivariat dengan statistik uji chi-square. Hasil penelitian ini adalah Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita tahun 2017di Kelurahan
Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Dimana nilai Sig-2 Tailed
nya yaitu 0,00 dan lebih kecil dari 0,05. Disarankan bagi tenaga
kesehatan untuk membimbing ibu yang
memiliki balita agar melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita.
|
PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang unik,
dimana mereka memiliki proses tumbuh kembang yang berkesinambungan mulai dari
lahir sampai dewasa. Tumbuh kembang anak merupakan suatu tahap yang harus
dilaluli oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang
optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan juga sesuai dengan parameter
baku perkembangan anak.1
Deteksi dini tumbuh kembang balita
adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Apabila ditemukan
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat
rencana tindakan atau intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan
ibu dan keluarga.2
Deteksi tumbuh kembang sudah bisa
dilakukan sejak anak memasuki ruang pemeriksaan bersama orangtuanya melalui
observasi atau pengamatan dengan memperhatikan mulai penampilan wajah, bentuk
kepala, tinggi badan hingga interaksi dengan lingkungannya. Namun demikian
deteksi dini adanya gangguan sebaiknya ditempuh melalui beberapa hal, antara
lain melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan skrining perkembangan yang
sistematis agar lebih objektif. Pemantauan
status gizi bayi secara barkala setiap bulan dengan cara menimbang berat badan
bayi dan mengukur panjang badannya. Idealnya, berat badan bayi berada di garis
normal pada grafik pertumbuhan. Ini artinya, pertambahan berat badannya
seimbang dengan opertambahan gizi tinggi badan dan usia. Hampir 85% lebih buku
kesehatan anak yang berobat ke dokter anak atau ke dokter justru tidak pernah
digambarkan grafik pertumbuhan berat badan.3
Menurut World
Health Organization (WHO), banyak faktor yang dapat mengganggu perkembangan
anak dini. Empat faktor risiko mempengaruhi setidaknya 20-25% bayi dan balita
di negara berkembang yaitu Malnutrisi yang kronis dan cukup parah untuk
menyebabkan pengerdilan pertumbuhan, stimulasi yang tidak memadai atau
kesempatan belajar, kekurangan yodium dan
anemia defisiensi zat besi. Setiap tahun, lebih dari 200 juta anak di
bawah lima tahun gagal mencapai potensi kognitif dan sosial.4
Menurut Depkes RI pada tahun 2014 berdasarkan penimbangan balita di
posyandu, ditemukan sebanyak 26.518 balita gizi buruk secara nasional. Kasus
gizi buruk yang dimaksud ditentukan berdasarkan perhitungan berat badan menurut
tinggi badan balita Zscore < -3
standar deviasi (balita sangat kurus) Sedangkan prevalensi gizi sangat kurus
pada balita sebesar 5,3%. Jika diestimasikan terhadap jumlah sasaran balita (S)
yang terdaftar di posyandu yang melapor (21.436.940) maka perkiraan jumlah
balita gizi buruk (sangat kurus) sebanyak sekitar 1,1 juta jiwa. Berdasarkan laporan Departemen kesehatan Republik
Indonesia cakupan pelayanan kesehatan balita dalam deteksi tumbuh kembang
balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang anak di Indonesia 45,7%.5
Menurut Riset Kesehatan Dasar prevalensi gizi kurang
pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen
(2007) menurun menjadi 17,9% (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6% (tahun
2013). Beberapa provinsi, seperti Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Tengah menunjukkan kecenderungan menurun. Dua provinsi yang
prevalensinya sangat tinggi (>30%) adalah NTT diikuti Papua Barat, dan dua provinsi
yang prevalensinya <15% terjadi di Bali, dan DKI Jakarta. Masalah stunting/pendek
pada balita masih cukup serius, angka nasional 37,2%, bervariasi dari yang
terendah di Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur
(<30%) sampai yang tertinggi (>50%) di Nusa Tenggara Timur. Tidak
berubahnya prevalensi status gizi, kemungkinan besar belum meratanya pemantauan
pertumbuhan, dan terlihat kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah
ditimbang enam bulan terakhir semakin meningkat dari 25,5% (2007) menjadi 34,3%
(2013).6
Masa balita adalah masa yang paling baik
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita karena berpengaruh pada
periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin
pada pertumbuhan bayi agar dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan
pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin. Deteksi dini
tumbuh kembang merupakan kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan
selanjutnya atau diintervensi. Pengetahuan merupakan domain
penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Keterampilan ibu tentang
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan berperan
penting, karena dengan ketrampilan ibu yang baik maka diharapkan pemantauan
bayi dapat dilakukan dengan baik pula. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan orang tua tentang
deteksi dini tumbuh kembang khususnya pada ibu dapat mengakibatkan gangguan
tumbuh kembang yang berupa penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan perkembangan
serta penyimpangan mental emosional, misalnya sindrom down, perawakan pendek,
dan gangguan autisme.1
Kemampuan motorik merupakan salah satu proses tumbuh
kembang yang harus dilalui dalam kehidupan anak, baik motorik halus maupun
motorik kasar. Seringkali orang tua lebih terfokus pada perkembangan motorik
kasar saja, padahal perkembangan motorik kasar merupakan indikator yang tidak
sensitif dalam hal kemampuan mental keseluruhan.1
Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maya
Sari Munthe7 tahun 2013 di klinik bersalin Nauli Medan Petisah ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam
deteksi dini dan memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita.
Begitu juga dengan hasil penelitian dari Sundari8 pada tahun 2011 di
wilayah kerja Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu balita dengan stimulasi dan deteksi
dini tumbuh kembang balita.
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan pengetahuan
dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita di Kelurahan Pelawi
Utara Kecamatn Babalan Kabupaten Langkat
tahun 2017.22
Penelitian
ini dilaksanakan di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat
tahun 2017. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena masih banyak
ibu yang tidak melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita. Waktu
penelitian dilakukan mulai
dari bulan Mei – September 2017, mulai dari survei awal sampai dengan sidang
akhir.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Posyandu I
Kelurahan Pelawi Utara wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Berandan Kecamatan
Babalan Kabupaten Langkat pada tahun 2017 berjumlah 53 ibu. Sampel pada penelitian ini adalah semua
populasi sejumlah 53 ibu yang memiliki balita.
Analisis univariat digunakan untuk
mendeskripsikan data yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian.
Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tujuan analisis adalah untuk
menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
Bentuknya tergantung dari jenis datanya. Untuk data kategorik hanya dapat
menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing kelompok. Sedangkan
untuk data numerik digunakan nilai mean, median, standar deviasi dan lain-lain.
Analisis bivariat
adalah untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan variable
terikat digunakan analisa chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistic p value (0,05) maka dikatakan (Ho)
ditolak, artinya kedua variable secara statistic mempunyai hubungan yang
signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya korelasi (hubungan) antara
variable terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.22
HASIL
Berdasarkan Tabel .1.
dapat dilihat bahwa dari 53 responden berdasarkan kategori umur di Kelurahan
Pelawi Utara Kecamatan Babalan, responden yang umur antara 21-24 tahun sebanyak 7
orang (13.2%), 25-28 tahun sebanyak 24 orang (45,3%), 29-32 tahun sebanyak 13
orang (24,5%), 33-36 tahun sebanyak 4 orang (7,5%), 37-40 tahun sebanyak 2
orang (3,8%), 41-44 tahun sebanyak 2 orang (3,8%), dan responden yang
umur45-48
tahun sebanyak 1 orang (1,9%).
Tabel .1. Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten
Langkat Tahun 2017
No
|
Umur
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1
|
21-24
|
7
|
13,2
|
2
|
25-28
|
24
|
45,3
|
3
|
29-32
|
13
|
24,5
|
4
|
33-36
|
4
|
7,5
|
5
|
37-40
|
2
|
3,8
|
6
|
41-44
|
2
|
3,8
|
7
|
45-48
|
1
|
1,9
|
|
Jumlah
|
53
|
100
|
Berdasarkan Tabel
.2. distribusi frekuensi pengetahuan ibu dapat
diketahui bahwa responden yang berpengetahuan
kurang sebanyak 29 responden (54,7%), untuk ibu yang berpengetahuan cukup
sebanyak 6 responden (11,3%), dan untuk ibu yang berpengetahuan baik sebanyak
18 responden (34,0%).
Tabel .2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di
Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten Langkat Tahun 2017
No.
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
Frekuensi (f)
|
Persentase (%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Kurang
|
18
6
29
|
34,0
11,3
54,7
|
|
Total
|
53
|
100
|
Berdasarkan Tabel
.3. distribusi frekuensi sikap ibu dalam deteksi dini
tumbuh kembang balita diatas dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap
positif sebanyak 29 responden (54,7%) dan ibu yang memiliki sikap negatif
sebanyak 24 responden (45,3%).
Tabel .3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Ibu dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan
Pelawi Utara Kabupaten Langkat Tahun 2017
No.
|
Sikap dalam
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
|
Jumlah
|
f
|
%
|
1
2
|
Positif
Negatif
|
29
24
|
54,7
45,3
|
|
Total
|
53
|
100
|
Berdasarkan Tabel
.4. distribusi frekuensi hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi
dini tumbuh kembang balita dapat
diketahui bahwa responden yang berpengetahuan
kurang sebanyak 29 responden (29,0%) dan 22 responden (13,1%) diantaranya
memiliki sikap negatif dan yang memiliki sikap positif sebanyak 7 responden
(15,9%). Untuk ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (6,0%)
diantaranya 1 responden (1,0%) memiliki sikap negatif dan 5 responden (5,0%)
memiliki sikap positif.
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 99% dengan α=0,05 dan df=1 maka nilai p < α (0,000< 0,05), maka diperoleh hasil bahwa ada
hubunganpengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita
di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2017.
Tabel .4. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di
Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan
Babalan
Kabupaten Langkat Tahun 2017.
No
|
Pengetahuan
|
Sikap
|
Total
|
p (Sig)
|
Positif
|
Negatif
|
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Kurang
|
17
|
32,1
|
1
|
1,9
|
18
|
34,0
|
|
5
|
9,4
|
1
|
1,9
|
6
|
11,3
|
0,000
|
7
|
13,2
|
22
|
41,5
|
29
|
54,7
|
|
|
Total
|
29
|
54,7
|
24
|
45,3
|
53
|
100
|
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari 53 responden ibu, diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 29 responden (54,7%),
untuk ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (11,3%), dan untuk ibu
yang berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (34,0%).
Hasil penelitian
ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati dengan judul “pengetahuan berhubungan dengan sikap ibu
dalam deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak balita” Analisis
bivariate yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rank. Hasil
penelitian menunjukkan pengetahuan ibu dengan kategori baik sebesar 25,6%,
kategoricukup sebesar 67,4%, dan kategori kurang sebesar 7,0%, sedangkan sikap
ibu menunjukkan 23,3% dalam kategori baik, 62,8% dalam kategori cukup, dan
14,0% dalam kategori kurang.
Menurut
asumsi peneliti, salah satu cara efektif untuk dapat meningkatkan sikap ibu
dalam deteksi dini tumbuh kembang balita adalah dengan memberikan informasi
yang bermanfaat, baik melalui media massa maupun tenaga kesehatan setempat
tentang pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak balita
sehingga dapat memberikan pemahaman yang baru dan mengubah pola pikir ibu.8
Berdasarkan dari 53 responden ibu yang memiliki
sikap positif sebanyak 29 responden (54,7%) dan ibu yang memiliki sikap negatif
sebanyak 24 responden (45,3%).
Hasil penelitian ini sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanny
Rachmawati Setyaningsih dengan
judul “ Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Ibu Dalam Pemenuhan Gizi Balita” sebanyak 75,9% ibu berpengetahuan
cukup, 57,1% ibu memiliki sikap yang cukup baik, serta 71,4% ibu berperilaku
baik dalam pemenuhan gizi balita. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi yang
positif tetapi perlu diteliti lebih mendalam lagi sehingga permasalahan utama
berkaitan dengan gizi balita dapat diidentifikasi.
Menurut
asumsi peneliti yang sudah melakukan penelitian di Kelurahan Pelawi
Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2017, bahwa pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Informasi juga mempengaruhi pengetahuan karena informasi adalah sebagai
pemberitahuan seseorang tentang adanya informasi baru mengenai suatu hal yang
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap yang baik.
Berdasarkan
hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi
dini tumbuh kembang balita dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan kurang
sebanyak 29 responden (29,0%) dan 22 responden (13,1%) diantaranya memiliki
sikap negatif dan yang memiliki sikap positif sebanyak 7 responden (15,9%).
Untuk minoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (6,0%)
diantaranya 1 responden (1,0%) memiliki sikap negatif dan 5 responden (5,0%)
memiliki sikap positif.
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square pada
tingkat kepercayaan 99% dengan α=0,05
dan df=1 maka nilai p < α (0,000< 0,05),
maka diperoleh hasil bahwa ada hubunganpengetahuan dengan sikap ibu dalam
deteksi dini tumbuh kembang balita di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan
Kabupaten Langkat Tahun 2017.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sulistyawati dengan judul “pengetahuan berhubungan dengan sikap ibu
dalam deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak balita” Analisis
bivariate yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rank. Hasil penelitian
menunjukkan pengetahuan ibu dengan kategori baik sebesar 25,6%, kategoricukup
sebesar 67,4%, dan kategori kurang sebesar 7,0%, sedangkan sikap ibu
menunjukkan 23,3% dalam kategori baik, 62,8% dalam kategori cukup, dan 14,0%
dalam kategori kurang.
Menurut
asumsi peneliti bahwa, pengetahuan seseorang selalu mempengaruhi sikap. Sikap
tersebut lahir sebagai suatu respon yang muncul ketika seseorang dihadapkan
dengan stimulus yang berasal dari individu. Biasanya sikap itu muncul dari
proses terhadap respon secara sadar yang dinilai positif negatif, baik buruk,
menyenangkan atau tidak meneyenangkan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang kuat dengan sikap.
KESIMPULAN
Ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi
dini tumbuh kembang balita yang dengan nilai p = 0,000 (<0,05). Hasil ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan,
yang berarti bahwa terdapat Hubungan antara pengetahuan
dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita
SARAN
Disarankan kepada ibu yang memiliki
balita agar lebih aktif untuk mencari informasi dan aktif
dalam kegiatan posyandu untuk melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chomaria N. Panduan Terlengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5
Tahun Sukoharjo; Cinta Menebar Cinta Menuai Hikmah; 2015.
2. Dewi NL. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita Jakarta:
Salemba Medika; 2010.
3. Cahya M. Hubungan Antara pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
dengan Tingkat perkembangan Pada Anak usia 3-5 Tahun. 2013.
4. Sari M. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam deteksi dini
tumbuh kembang dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita di klinik
bersalin nauli. Semarang ; 2013.
5. Sundari. Hubungan pengetahuan sikap dan praktik ibu balita
dengan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang balita. Demak ; 2011.
6. Marimbi H. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar
Pada Balita Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
7. Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka
Cipta; 2010.
8. Latief A. Buku kuliah ilmu
kesehatan anak. Info medika. Jakarta ; 1985.
9.
Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidan Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah Bandung: Citapustaka
Media; 2015