Rabu, 24 Januari 2018

CV/ DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIAYAT HIDUP



Pada zaman sekarang yang sudah modren menuntut seluruh lulusan dari setiap universitas untuk menyiapkan daftar riwayat hidup yang lebih menarik dan kreatif. Nah ini beberapa contoh cv dari saya. Semoga dapat menjadi inspirasi agar memperbaharui cv kamu dan cepat diterima di dunia pekerjaan ya guyss. Yang mau cv seperti ini boleh comment di bawah ya..



Kamis, 16 November 2017

CONTOH JURNAL KEBIDANAN



Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Di Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten Langkat
Tahun  2017

(Knowledge Relationship With Mothers 'Attitude In Early Detection Grown Balita In The Velocity North Pelawi District Years Of The
Year 2017)

Adella Putri Br.Tarigan1, Roslina Yulianti2, Khairatunnisa3
1Mahasiswi, D4 Kebidanan Helvetia
2Dosen, D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia
3Dosen S1, Kesehatan Masyarakat Helvetia
Email: Adellaputritarigan614@gmail.com

INFO ARTIKEL

ABSTRACT/ABSTRAK
Keywords: Knowledge, Early Detection Attitude Growth Flower

Children are unique individuals, where they have a continuous growth process from birth to adulthood. The purpose of this research is to know the correlation of knowledge with mother attitude in early detection of growth of toddler in pelawi kelurahan north of langkat district in 2017. The research design used in this research is analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were mothers with children under five at Posyandu I Kelurahan Pelawi Utara from May to September which amounted to 53 respondents with the sample is the entire population. Data analysis of univariate and bivariate data analysis problems with chi-square test statistic. The result of this research is There is a significant correlation between knowledge with mother attitude in early detection of toddler growth in 2017 in Kelurahan Pelawi Utara Sub District of Babalan Regency of Langkat. Where the Sig-2 Tailed value is 0.00 and less than 0.05. It is recommended for health workers to guide mothers who have a toddler to perform early detection of infant growth.
Kata Kunci  : Pengetahuan, Sikap Deteksi Dini Tumbuh Kembang


Anak merupakan individu yang unik, dimana mereka memiliki proses tumbuh kembang yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita di kelurahan pelawi utara kabupaten langkat tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey analitik  dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Posyandu I Kelurahan Pelawi Utara dari bulan Mei-September yang berjumlah 53 responden dengan sampel adalah seluruh populasi. Analisis data masalah analisis data univariat dan bivariat dengan statistik uji chi-square. Hasil penelitian ini adalah Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita tahun 2017di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Dimana nilai Sig-2 Tailed nya yaitu 0,00 dan lebih kecil dari 0,05. Disarankan bagi tenaga kesehatan untuk membimbing ibu yang memiliki balita agar melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita.


PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang unik, dimana mereka memiliki proses tumbuh kembang yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Tumbuh kembang anak merupakan suatu tahap yang harus dilaluli oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan juga sesuai dengan parameter baku perkembangan anak.1
Deteksi dini tumbuh kembang balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Apabila ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu dan keluarga.2
Deteksi tumbuh kembang sudah bisa dilakukan sejak anak memasuki ruang pemeriksaan bersama orangtuanya melalui observasi atau pengamatan dengan memperhatikan mulai penampilan wajah, bentuk kepala, tinggi badan hingga interaksi dengan lingkungannya. Namun demikian deteksi dini adanya gangguan sebaiknya ditempuh melalui beberapa hal, antara lain melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan skrining perkembangan yang sistematis agar lebih objektif. Pemantauan status gizi bayi secara barkala setiap bulan dengan cara menimbang berat badan bayi dan mengukur panjang badannya. Idealnya, berat badan bayi berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Ini artinya, pertambahan berat badannya seimbang dengan opertambahan gizi tinggi badan dan usia. Hampir 85% lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter anak atau ke dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat badan.3
Menurut World Health Organization (WHO), banyak faktor yang dapat mengganggu perkembangan anak dini. Empat faktor risiko mempengaruhi setidaknya 20-25% bayi dan balita di negara berkembang yaitu Malnutrisi yang kronis dan cukup parah untuk menyebabkan pengerdilan pertumbuhan, stimulasi yang tidak memadai atau kesempatan belajar, kekurangan yodium dan  anemia defisiensi zat besi. Setiap tahun, lebih dari 200 juta anak di bawah lima tahun gagal mencapai potensi kognitif dan sosial.4
Menurut Depkes RI pada tahun 2014 berdasarkan penimbangan balita di posyandu, ditemukan sebanyak 26.518 balita gizi buruk secara nasional. Kasus gizi buruk yang dimaksud ditentukan berdasarkan perhitungan berat badan menurut tinggi badan balita Zscore < -3 standar deviasi (balita sangat kurus) Sedangkan prevalensi gizi sangat kurus pada balita sebesar 5,3%. Jika diestimasikan terhadap jumlah sasaran balita (S) yang terdaftar di posyandu yang melapor (21.436.940) maka perkiraan jumlah balita gizi buruk (sangat kurus) sebanyak sekitar 1,1 juta jiwa. Berdasarkan laporan Departemen kesehatan Republik Indonesia cakupan pelayanan kesehatan balita dalam deteksi tumbuh kembang balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang anak di Indonesia 45,7%.5
Menurut Riset Kesehatan Dasar prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9%  (2010)  kemudian meningkat lagi menjadi 19,6% (tahun 2013). Beberapa provinsi, seperti Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah menunjukkan kecenderungan menurun. Dua provinsi yang prevalensinya sangat tinggi (>30%) adalah NTT diikuti Papua Barat, dan dua provinsi yang prevalensinya <15% terjadi di Bali, dan DKI Jakarta. Masalah stunting/pendek pada balita masih cukup serius, angka nasional 37,2%, bervariasi dari yang terendah di Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur (<30%) sampai yang tertinggi (>50%) di Nusa Tenggara Timur. Tidak berubahnya prevalensi status gizi, kemungkinan besar belum meratanya pemantauan pertumbuhan, dan terlihat kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir semakin meningkat dari 25,5% (2007) menjadi 34,3% (2013).6
Masa balita adalah masa yang paling baik untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita karena berpengaruh pada periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin pada pertumbuhan bayi agar dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin. Deteksi dini tumbuh kembang merupakan kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan selanjutnya atau diintervensi. Pengetahuan merupakan domain penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Keterampilan ibu tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan berperan penting, karena dengan ketrampilan ibu yang baik maka diharapkan pemantauan bayi dapat dilakukan dengan baik pula. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan orang tua tentang deteksi dini tumbuh kembang khususnya pada ibu dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang yang berupa penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan perkembangan serta penyimpangan mental emosional, misalnya sindrom down, perawakan pendek, dan gangguan autisme.1
Kemampuan motorik merupakan salah satu proses tumbuh kembang yang harus dilalui dalam kehidupan anak, baik motorik halus maupun motorik kasar. Seringkali orang tua lebih terfokus pada perkembangan motorik kasar saja, padahal perkembangan motorik kasar merupakan indikator yang tidak sensitif dalam hal kemampuan mental keseluruhan.1
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maya Sari Munthe7 tahun 2013 di klinik bersalin Nauli Medan Petisah ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini dan memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita. Begitu juga dengan hasil penelitian dari Sundari8 pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu balita dengan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang balita.




BAHAN DAN METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita di Kelurahan Pelawi Utara  Kecamatn Babalan Kabupaten Langkat tahun 2017.22
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat tahun 2017. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena masih banyak ibu yang tidak melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita. Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei – September 2017, mulai dari survei awal sampai dengan sidang akhir.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Posyandu I Kelurahan Pelawi Utara wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Berandan Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat pada tahun 2017 berjumlah 53 ibu. Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi sejumlah 53 ibu yang memiliki balita.   
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tujuan analisis adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung dari jenis datanya. Untuk data kategorik hanya dapat menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing kelompok. Sedangkan untuk data numerik digunakan nilai mean, median, standar deviasi dan lain-lain.
Analisis bivariat adalah untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan variable terikat digunakan analisa chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistic p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variable secara statistic mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya korelasi (hubungan) antara variable terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.22

HASIL
Berdasarkan Tabel  .1. dapat dilihat bahwa dari 53 responden berdasarkan kategori umur di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan, responden yang umur antara 21-24 tahun sebanyak 7 orang (13.2%), 25-28 tahun sebanyak 24 orang (45,3%), 29-32 tahun sebanyak 13 orang (24,5%), 33-36 tahun sebanyak 4 orang (7,5%), 37-40 tahun sebanyak 2 orang (3,8%), 41-44 tahun sebanyak 2 orang (3,8%), dan responden yang umur45-48 tahun sebanyak 1 orang (1,9%).


Tabel .1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten Langkat Tahun 2017

No
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
1
21-24
7
13,2
2
25-28
24
45,3
3
29-32
13
24,5
4
33-36
4
7,5
5
37-40
2
3,8
6
41-44
2
3,8
7
45-48
1
1,9

Jumlah
53
100


Berdasarkan Tabel .2. distribusi frekuensi pengetahuan ibu dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 29 responden (54,7%), untuk ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (11,3%), dan untuk ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (34,0%).


Tabel .2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten Langkat Tahun 2017

No.
Pengetahuan
Jumlah
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
18
6
29
34,0
11,3
54,7

Total
53
100


Berdasarkan Tabel .3. distribusi frekuensi sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita diatas dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap positif sebanyak 29 responden (54,7%) dan ibu yang memiliki sikap negatif sebanyak 24 responden (45,3%).


Tabel .3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Ibu dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Pelawi Utara Kabupaten Langkat Tahun 2017

No.
Sikap dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Jumlah
f
%
1
2
Positif
Negatif
29
24
54,7
45,3

Total
53
100

         

Berdasarkan Tabel .4. distribusi frekuensi hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita dapat

diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 29 responden (29,0%) dan 22 responden (13,1%) diantaranya memiliki sikap negatif dan yang memiliki sikap positif sebanyak 7 responden (15,9%). Untuk ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (6,0%) diantaranya 1 responden (1,0%) memiliki sikap negatif dan 5 responden (5,0%) memiliki sikap positif.
          Berdasarkan hasil Uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 99% dengan α=0,05 dan df=1 maka nilai p < α (0,000< 0,05), maka diperoleh hasil bahwa ada hubunganpengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2017.


Tabel .4. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan
Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2017.

No
Pengetahuan
Sikap
Total
p (Sig)
Positif
Negatif
f
%
f
%
f
%
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
17
32,1
1
1,9
18
34,0

5
9,4
1
1,9
6
11,3
0,000
7
13,2
22
41,5
29
54,7


Total
29
54,7
24
45,3
53
100

         


PEMBAHASAN
Berdasarkan dari 53 responden ibu,  diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 29 responden (54,7%), untuk ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (11,3%), dan untuk ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (34,0%).
            Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati dengan judul “pengetahuan berhubungan dengan sikap ibu dalam deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak balita” Analisis bivariate yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu dengan kategori baik sebesar 25,6%, kategoricukup sebesar 67,4%, dan kategori kurang sebesar 7,0%, sedangkan sikap ibu menunjukkan 23,3% dalam kategori baik, 62,8% dalam kategori cukup, dan 14,0% dalam kategori kurang.
            Menurut asumsi peneliti, salah satu cara efektif untuk dapat meningkatkan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita adalah dengan memberikan informasi yang bermanfaat, baik melalui media massa maupun tenaga kesehatan setempat tentang pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak balita sehingga dapat memberikan pemahaman yang baru dan mengubah pola pikir ibu.8

Berdasarkan dari 53 responden ibu yang memiliki sikap positif sebanyak 29 responden (54,7%) dan ibu yang memiliki sikap negatif sebanyak 24 responden (45,3%).
            Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh  Sanny Rachmawati Setyaningsih dengan judul “ Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Dalam Pemenuhan Gizi Balitasebanyak 75,9% ibu berpengetahuan cukup, 57,1% ibu memiliki sikap yang cukup baik, serta 71,4% ibu berperilaku baik dalam pemenuhan gizi balita. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi yang positif tetapi perlu diteliti lebih mendalam lagi sehingga permasalahan utama berkaitan dengan gizi balita dapat diidentifikasi.
Menurut asumsi peneliti yang sudah melakukan penelitian di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2017, bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Informasi juga mempengaruhi pengetahuan karena informasi adalah sebagai pemberitahuan seseorang tentang adanya informasi baru mengenai suatu hal yang memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap yang baik.
            Berdasarkan  hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 29 responden (29,0%) dan 22 responden (13,1%) diantaranya memiliki sikap negatif dan yang memiliki sikap positif sebanyak 7 responden (15,9%). Untuk minoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (6,0%) diantaranya 1 responden (1,0%) memiliki sikap negatif dan 5 responden (5,0%) memiliki sikap positif.
          Berdasarkan hasil Uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 99% dengan α=0,05 dan df=1 maka nilai p < α (0,000< 0,05), maka diperoleh hasil bahwa ada hubunganpengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 2017.
          Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati dengan judul “pengetahuan berhubungan dengan sikap ibu dalam deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak balita” Analisis bivariate yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu dengan kategori baik sebesar 25,6%, kategoricukup sebesar 67,4%, dan kategori kurang sebesar 7,0%, sedangkan sikap ibu menunjukkan 23,3% dalam kategori baik, 62,8% dalam kategori cukup, dan 14,0% dalam kategori kurang.
Menurut asumsi peneliti bahwa, pengetahuan seseorang selalu mempengaruhi sikap. Sikap tersebut lahir sebagai suatu respon yang muncul ketika seseorang dihadapkan dengan stimulus yang berasal dari individu. Biasanya sikap itu muncul dari proses terhadap respon secara sadar yang dinilai positif negatif, baik buruk, menyenangkan atau tidak meneyenangkan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang kuat dengan sikap.

KESIMPULAN
            Ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita yang dengan nilai p = 0,000 (<0,05). Hasil ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan, yang berarti bahwa terdapat Hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita

SARAN
            Disarankan kepada ibu yang memiliki balita agar lebih aktif untuk mencari informasi dan aktif dalam kegiatan posyandu untuk melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Chomaria N. Panduan Terlengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun Sukoharjo; Cinta Menebar Cinta Menuai Hikmah; 2015.
2.      Dewi NL. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita Jakarta: Salemba Medika; 2010.
3.      Cahya M. Hubungan Antara pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi dengan Tingkat perkembangan Pada Anak usia 3-5 Tahun. 2013.
4.      Sari M. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita di klinik bersalin nauli. Semarang ; 2013.
5.      Sundari. Hubungan pengetahuan sikap dan praktik ibu balita dengan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang balita. Demak ; 2011.
6.      Marimbi H. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
7.      Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
8.      Latief A. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Info medika. Jakarta ; 1985.
9.       Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidan Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah Bandung: Citapustaka Media; 2015