LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN
ANAK BALITA
1. Bayi baru lahir normal
2. Bayi baru lahir bermasalah
a. Bercak mongol
b. Hemangioma
c. Ikterik
d. Muntah dan gomoh
e. Oral trush
f. Diaper rash
g. Seborrhea
h. Bisulan
i. Milliariasis
j. Diare
k. Obstipasi
l. Infeksi
3. Kelainan bawaan pada bayi baru lahir
a. Labioskiziz dan labiopalatoskiz
b. Atresia esophagus
c. Atresia anus
d. Hirschprung
e. Obstruksi biliaris
f. Omfalokel
g. Hernia diafragmatika
h. Atresia duodeni
i. Meningokel.ensefalokel
j. Hidrosefalus
k. Fimosis
l. Hipospadia
4. Trauma pada bayi baru lahir
a. Caput suksedaneum
b. Cephal Hematoma
c. Trauma pada fleksus brachialis
d. Fraktur klavikula dan fraktur humerus
5. Neonatus beresiko tinggi
a. BBLR
b. Asfiksia neonatorum
c. Sindroma gangguan pernapasan
d. Kejang
e. Hypotermi
f. Hipertermi
g. Hypoglikemi
h. Tetanus neonatorum
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ASUHAN BAYI
BARU LAHIR DAN NEONATUS
- Pengertian BBL
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru
lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi
baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya
dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M.
Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital
(cacat bawaan) yang berat.
2. Ciri
– Ciri Bayi Baru Lahir
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160
kali/menit
6. Pernafasan ± - 60 40
kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan
licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat,
rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
11. Reflek hisap dan menelan sudah
terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak
memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan
sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan
keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
C. Reflek – Reflek Fisiologis
1. Mata
a. Berkedip
atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba –
tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang
hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya,
reflek ini harus sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis
mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area
sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada
selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan,
hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah,
reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap,
harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan
maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e.Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar arusmenghilang pada usia 4 bulan
f.Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek
ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan
fleksi tangan dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang
bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Masa
tubuh
(1). Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium
yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta
mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan
fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
(2). Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi
lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
(3). Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah
sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang
berlawanan dan kaki fleksi.
(3). Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu
sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
(4) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
4. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007)
asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
a. Pencegahan Infeksi
Ø Cuci tangan dengan seksama
sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Ø Pakai sarung tangan bersih
pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Ø Pastikan semua peralatan dan
bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang
tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Ø Pastikan semua pakaian,
handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih.
Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
Ø Apakah bayi menangis kuat
dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Ø Apakah bayi bergerak dengan
aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau
lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
a. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi
diletakkan di atas benda – benda tersebut
b. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan
udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
c. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda –
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda
– benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung)
Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya
kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan
taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut
atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan
dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah
kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1)
jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan
kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah
lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
(1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan
bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
(2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil
(suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º
C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan
tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu –
bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap
stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
(3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah
pernapasan
(4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat
dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan
tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering
untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
(5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih
dan kering
(7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering,
kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi
diselimuti dengan baik
(8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan
diselimuti dengan baik
(9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang
sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk
segera memberikan ASI
d. Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu
bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
Ø Letakkan bayi pada posisi
terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Ø Gulung sepotong kain dan
letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak
menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Ø Bersihkan hidung, rongga mulut
dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
Ø Tepuk kedua telapak kaki bayi
sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
Ø Alat penghisap lendir mulut
(De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan
selangnya harus sudah ditempat
Ø Segera lakukan usaha menghisap
mulut dan hidung
Ø Memantau dan mencatat usaha
bernapas yang pertama (Apgar Score)
Ø Warna kulit, adanya cairan
atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
e. Merawat tali pusat
Ø Setelah plasenta dilahirkan
dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat
pada puntung tali pusat.
Ø Celupkan tangan yang masih
menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan
darah dan sekresi tubuh lainnya.
Ø Bilas tangan dengan air matang
atau disinfeksi tingkat tinggi
Ø Keringkan tangan (bersarung
tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
Ø Ikat ujung tali pusat sekitar
1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau
klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul
kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Ø Jika menggunakan benang tali
pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan
kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
Ø Lepaskan klem penjepit tali
pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
Ø Selimuti ulang bayi dengan
kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan
baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
f. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh
bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur
temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika
kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas
(hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam
keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun
berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah
sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
Ø Keringkan bayi secara seksama
Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan
hangat
Ø Tutup bagian kepala bayi
Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
Ø Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI,
2002)
g. Pencegahan infeksi
Ø Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi
baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari
selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 – 1 mg IM.
Ø Memberikan obat tetes atau
salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual)
perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat
mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya
diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera
dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan
tali pusat . Yang lazim
dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada
mata bayi segera setelah lahir. Bayi baru
lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi berikut ini :
Ø Cuci tangan secara seksama
sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Ø Pakai sarung tangan bersih
pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Ø Pastikan bahwa semua
peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat
tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih
dan baru.
Ø Pastikan bahwa semua pakaian,
handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan
bersih.
Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa
pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan
dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah
digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)
h. Identifikasi bayi
Ø Alat pengenal untuk memudahkan
identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap
ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Ø Peralatan identifikasi bayi
baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin
dan di ruang rawat bayi
Ø Alat yang digunakan, hendaknya
kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan
tidak mudah lepas
Ø Pada alat atau gelang
identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Ø Di setiap tempat tidur harus
diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
(Saifudin,, 2002)
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. BAYI BARU LAHIR NORMAL
I.
DEFINISI
Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
bawaan
II.
FISIOLOGI
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian
fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital
neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan
dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas
bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatic dan cepat
berlangsung adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan
sumber glukosa.
III.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1.
Identitas bayi : didasarkan pada informasi dari ibu / pengasuhnya.
2. Riwayat kehamilan, proses persalinan dan umur
kehmilan
3. Faktor sosial : alamat rumah, pekerjaan oramg tua, orang-orang yang
tinggal serumah, saudara kandung dan sumber/factor pendukung lain, penyalah
gunaan obat/ napza di lingkungan dekat.
B. Data Obyektif
1. Nilai Apgar : lima unsur yang dinilai : frekuensi denyut jantung, usaha
nifas, tonus otot, reflek dan warna.
a. Penilaian satu menit setelah lahir : untuk menilai derajat aspiksi.
b. Penilaian lima menit setelah lahir : untuk menentukan prognosa.
a. Penilaian satu menit setelah lahir : untuk menilai derajat aspiksi.
b. Penilaian lima menit setelah lahir : untuk menentukan prognosa.
2. Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya
kelainan bawaan, bayi diperiksa secara sistematis dari : kepala, mata, hidung,
muka, mulut, teling, leher, dada, abdomen, punggung extemetis, kulit, genitalia
dan anus.
3. Anteropometri :
a. Berat badan ditimbang dalam gram
b. Panjang badan dalm cm, melalui ukuran fronto – occipito.
c. Lingkar perut dalam cm, ukuran melaui pusat
a. Berat badan ditimbang dalam gram
b. Panjang badan dalm cm, melalui ukuran fronto – occipito.
c. Lingkar perut dalam cm, ukuran melaui pusat
4. Refleks: moro, rooting, isap, menggenggam, babinski.
5. Keadaan umum:
a. Suhu
b. Pernapasan
c. Denyut nadi
d. Warna kulit
a. Suhu
b. Pernapasan
c. Denyut nadi
d. Warna kulit
C. Data Laboratorium Kalau perlu sesuai kebijakan
setempat
1. Gula darah sewaktu
2. Bilirubin dan golongan darah : ABO dan Rhesus factor
3. Hb, Ht, Lekosit dan Trombosit.
1. Gula darah sewaktu
2. Bilirubin dan golongan darah : ABO dan Rhesus factor
3. Hb, Ht, Lekosit dan Trombosit.
D. Potensial komplikasi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi
IV. PENATALAKSANAAN
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi
dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas
sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi
ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan
segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki
bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu
sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah
opthalmia –neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai
kebijakan setempat.
12.
Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
.Hasil yang diharapkan: bayi sehat
Rencana tindakan
1. Mengeringkan dan membungkus bayi
2. Menghisap lendir sesui kondisi bayi
3. Memotong dan mengikat tali pusat dan diberi antiseptik.
4. Kontsk kulit dini dan ditetekan ke ibu untuk mendukung laktsi.
5. Menilai Apgar satu dan lima mnit setelah lahir.
6. Observasi keadaan umum bayi.
Rencana tindakan
1. Mengeringkan dan membungkus bayi
2. Menghisap lendir sesui kondisi bayi
3. Memotong dan mengikat tali pusat dan diberi antiseptik.
4. Kontsk kulit dini dan ditetekan ke ibu untuk mendukung laktsi.
5. Menilai Apgar satu dan lima mnit setelah lahir.
6. Observasi keadaan umum bayi.
B. Kurang efektifnya jalan nafas
Hasil yang diharapkan :
selama masa transisi pernafasan normal.
Rencana tindakan:
1. Bebaskan jalan nafas : hisap lendir disekitar mulut dan hidung sesuai kondisi bayi
2. Nilai apgar satu menit pertama dan menit ke lima
3. Atur posisi bayi : kepala agak ekstensi
4. Observasi pernafasan
Hasil yang diharapkan :
selama masa transisi pernafasan normal.
Rencana tindakan:
1. Bebaskan jalan nafas : hisap lendir disekitar mulut dan hidung sesuai kondisi bayi
2. Nilai apgar satu menit pertama dan menit ke lima
3. Atur posisi bayi : kepala agak ekstensi
4. Observasi pernafasan
C. Potensial hipotermi Hasil yang diharapkan :
hipotermi tidak terjadi (suhu bayi dalam batas normal > 36,5oC aksiler)
.Rencana tindakan:
1. Keringkan badan bayi segera setelah lahir
2. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat (hati-hati dengan ruangan ber AC)
3. Kontak dini kulit
4. Metode kangguru
5. Semua tindakan dilakukan di bwah lampu sorot (kalau memungkinkan).
6. Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.
7. Dokumentasikan hasil observasi dengan tepat dan jelas
8. Hindari evaporasi, konveksi, radiasi, konduksi, untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh karena pengaruh lingkungan.
1. Keringkan badan bayi segera setelah lahir
2. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat (hati-hati dengan ruangan ber AC)
3. Kontak dini kulit
4. Metode kangguru
5. Semua tindakan dilakukan di bwah lampu sorot (kalau memungkinkan).
6. Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.
7. Dokumentasikan hasil observasi dengan tepat dan jelas
8. Hindari evaporasi, konveksi, radiasi, konduksi, untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh karena pengaruh lingkungan.
VI.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan
1.
Laboratorium
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesui indikasi dan kebijakan setempat antara lain :
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesui indikasi dan kebijakan setempat antara lain :
a.
Gula darah
sewaktu untuk mendeteksi secara dini adanya hipoglikmia pada bayi dengan
kondisi tertentu
Diagnosa keperawatan:
Beresiko gangguan neurologik berhubungan
dengan hipoglikemia. Hasil yang diharapkan hipoglikemia terdekteksi secara dini
dan teratasi sehingga tidak terjadi kerusakan / gangguan neurologik Intervensi
keperawatan:
a) Tingkatkan termoregulasi untuk memenuhi kebutuhan glukosa.
b) Observasi ketat kondisi umum bayi
c) Beri minum dan pengobatan segera sesuai kondisi bayi.
a) Tingkatkan termoregulasi untuk memenuhi kebutuhan glukosa.
b) Observasi ketat kondisi umum bayi
c) Beri minum dan pengobatan segera sesuai kondisi bayi.
b.
Bilirubin
direk dan indirek, golongan darah ABO dan rhesus faktor, hb, ht, leko dan
trombosit, untuk yang ada indikasi.
Diagnosa keperawatan:
1) Potensial infeksi sehubungan dengan adanya
perlukaan pada kulit.
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
a) Melakukan tindakan dengan memenuhi
standart aseptic dan antiseptik.
b) Menjaga kebersihan kulit bayi
c) Mengobservasi dan mencatat dengan baik sebelum dan sesudah merawat setiap bayi.
b) Menjaga kebersihan kulit bayi
c) Mengobservasi dan mencatat dengan baik sebelum dan sesudah merawat setiap bayi.
2) Cemas (orang tua) berhubungan dengan prosedur
pemeriksaan laboratorium pada bayi.
Intervensi keperawatan:
a) Kaji pengetahuan dan kekhawatiran orang tua tentang perlunya pemeriksaan laboratorium.
b) Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah diterima orang tua tentang perlunya dan prosedur pemeriksaan.
c) Informasikan hasil pemikiran kepada orang tua secepat mungkin
d) Beri pendampingan dan dukungan sesuai kebutuhan.
a) Kaji pengetahuan dan kekhawatiran orang tua tentang perlunya pemeriksaan laboratorium.
b) Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah diterima orang tua tentang perlunya dan prosedur pemeriksaan.
c) Informasikan hasil pemikiran kepada orang tua secepat mungkin
d) Beri pendampingan dan dukungan sesuai kebutuhan.
B. Obat-obatan
1.
Vitamin K
Vitamin K penting untuk mempertahankan
mekanisme pembekuan darah yang normal.pada bayi yang baru lahir, karena usus
yang masih steril, bayi belum mampu membentuk vitamin K nya sendiri untuk
beberapa hari pertama, begitu juga bagi bayi yang mendapat ASI aecara
eksklusive juga beresiko mengalami kekurangan vitamin K Fakta menunjukan cukup
banyak bayi baru lahir mengalami pendarahan terutama di otak dan saluran cerna,
oleh karena itu bayi perlu diberi vitamin K sebagai tindakan pencegahan
terhadap pendarahan. Vitamin K yang diberikan yaitu vitamin K1 (phytonadione)
untuk meningkatkan pembentukan promthrombin. Pemberiannya bias secara parental,
o,5 – 1 mg i.m dengan dosis satu kali segera setelah lahir (sebelum 24 jam).
Pemberian vitamin K1 bisa juga secara oral denagan ketentuan 2 mg apabila berat
badan lahir lebih dari 2500 gram segera setelah lahir dan diulangi dengan dosis
yang sama (2 mg) pada hari keempat. Bila berat badan lahir kurang dari 2500
gram, dosis yang dianjurkan adalah 1 mg dengan cara pemberian yang sama yaitu
hari pertama dan ke empat setelah lahir.
Diagnosa keperawatan:
Beresiko aspirasi berhubungan dengan
muntah setlah pemberian obat.
Inervensi keperawatan:
a.
Beritahu
orang tua (ibu) tentang kebijakan pemberian obat vitamin K1
b.
Beri
obat secara hati-hati agar tidak tersedak
c.
Bayi
ditidurkan pada posisi miring (side position) setelah minum
d.
Observasi bayi secara ruti
e.
Pada
pemberian oral, ingatkan pada ibu perlu dosis ulangan pada hari keempat
- Tetes mata
Tetes mata Pada
bayi baru lahir yang normal, walaupun belum terdeteksi adanya masalah,
kadang-kadang perlu juga membrikan obat-obatan tertentu sebagai tidakan
pencegahan yang rutin. Obat profilaksis yang rutin dibberikan adalah:
• Vitamin K
• Tetes / zalf mata
Pada bayi baru
lahir secara rutin diberikan tetes mata nitrat perak 1% atau eritromycin tetes
mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Pada situasi tidak tersedianya nitrat
perak 1% atau erythromycin dapat diberikan obat tetes / zalf mata dari jenis
antibiotika lain, misalnya garamicin. Terramicin, kemicetin atau tetracilin
tetes / salep mata Diberikan pada kedua belah mata, obat diteteskan pada bagian
dalam dari konjungtiva kelopak bawah mata. Dosis umumnya masing-masing mata satu tetes
Intervensi keperawatan:
a. Jaga kebersihan mata bayi
b. Cuci tangan secara rutin sebelum dan sesudah
merawat bayi.
c. Pastikan obat yang dipakai tepat konsentrasinya
dan dalam kondisi baik
d. Beri tetes / zalf mata setelah bayi kontak
pertama dengan ibu, karena terutama zalf mata dianggap dapat menghambat proses
bonding dan attachment karena mengaburkan pandangan bayi (menghalangi eye
contact)
e. Observasi tanda-tanda inveksi mata atau reaksi
alergi
f. Dokumentasikan semua dengan singkat dan tepat.
VII. PENYULUHAN
Penyuluhan diberikan pada ibu dan keluarga. Hasil
yang diharapkan:
1. Ibu dan keluarga dapat mengerti serta menerapkan materi penyuluhan yang
diberikan
2. Dapat mendeteksi secara dini jika ditemukan
kelainan
3. Bayi mendapatkan perawatan yang baik dirumah
Materi penyuluhan yang diberikan
1. Pemberian ASI ekslusif, perawatan payudara
2. Pemijatan pada bayi
3. Perawatan bayi: memandikan bayi, perawatan tali
pusat, cara dan indikasi menjemur
bayi.
Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Simulasi / praktek
4. Diskusi dan tanya jawab
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Simulasi / praktek
4. Diskusi dan tanya jawab
B. BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
I.
Bayi bermasalah sebelum lahir
1. Bayi Prematur
Umumnya bayi yang lahir prematur baru
diizinkan pulang bila berat badannya telah mencapai 2.000 g. Atau setidaknya
sudah terjadi kecenderungan peningkatan berat badan yang stabil dalam 2–3 kali
pemantauan. Tubuh bayi juga telah memiliki pengaturan suhu yang baik.
Ada beberapa hal yang
perlu dipersiapkan:
a. Menjelang kepulangan, yakinlah bahwa Anda dan
pasangan mampu merawat bayi prematur di rumah. Keyakinan orangtua akan
“menular” kepada bayi sehingga ia akan lebih nyaman dan tenang.
b. Konsultasikan kondisi bayi pada dokter, termasuk
tindakan yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Tanyakan juga tentang
perlu tidaknya boks khusus untuk si kecil yang lahir belum cukup bulan ini.
Boks yang menyerupai inkubator ini berfungsi sebagai penghangat mengingat bayi
prematur umumnya belum memiliki pengaturan suhu tubuh yang baik sehingga mudah
kedinginan. Boks ini juga bisa dibuat sendiri. Caranya pada keempat sisi bagian
bawah boks dipasangi lampu berkekuatan 60-100 watt. Dapat juga disediakan lampu
belajar (100 watt) yang diletakkan di samping atau bawah boks.
c. Untuk alat kesehatan, yang wajib disediakan adalah
termometer. Berguna untuk mengukur suhu tubuh bayi sewaktu-waktu bila
diperlukan. Suhu ideal bayi berkisar antara
36,5-37,5˚C.
d. Pakaikan baju lengan panjang dan selimut
pada bayi. Setelah bayi dipakaikan baju lengan panjang, sarung tangan, sarung
kaki dan topi, selimuti ia sehingga merasa nyaman serta hangat dan siap dibawa
pulang.
e. Jaga suhu ruangan agar tetap stabil. Jika
kamar bayi menggunakan penyejuk ruangan, setel suhunya tidak terlalu dingin
sekitar 23°. Bila perlu matikan AC. Selama ruangan memiliki sirkulasi udara
yang baik, bayi akan mendapatkan suhu yang nyaman dan stabil
f. Jaga suhu tubuhnya. Ingat, pengaturan suhu tubuh bayi prematur belum
baik. Jaga suhu tubuhnya agar stabil. Kenakan padanya tutup kepala terutama
pada malam hari, karena bagian kepala paling mudah kehilangan panas tubuh.
Tambahkan sarung tangan dan kaki, bila dirasa perlu. Cara lain untuk
menghangatkan tubuh bayi prematur adalah dengan metode kangguru. Gendong bayi
yang dalam keadaan tanpa busana ke dada ibu. Buka kancing kemeja yang ibu
kenakan, dekap bayi di dada ibu lalu selimuti bayi dengan kemeja tersebut.
Kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit ibu, selain akan membuatnya merasa
nyaman juga sekaligus menghangatkannya.
g. Ibu lebih sering menyusui. Semakin sering bayi
diberi ASI semakin baik. Kemampuan minum dan daya tampung perutnya belumlah
terlalu banyak. Untuk itu, berikan minum sedikit demi sedikit tapi sesering
mungkin.
h. Cucilah tangan dan gunakan masker. Bayi prematur rentan terhadap infeksi. Untuk itu, batasi penjenguk dan mintalah mereka mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan masker sebelum melihat bayi.
h. Cucilah tangan dan gunakan masker. Bayi prematur rentan terhadap infeksi. Untuk itu, batasi penjenguk dan mintalah mereka mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan masker sebelum melihat bayi.
h. Patuhi petunjuk dokter perihal waktu kunjungan.
Patuhi kontrol rutin yang sudah dijadwalkan dan ikuti petunjuk dokter agar kesehatan
si kecil lebih terjaga.
i.
Boleh
dimandikan. Bayi prematur tidak dilarang untuk dimandikan. Namun sebelumnya,
cermati dulu suhu tubuhnya, jangan sampai kurang dari 36,5° C. Mandikan ia 2
kali sehari dengan air hangat.
2. Bayi kuning
Kuning (karena tingginya kadar
bilirubin) pada bayi umumnya timbul pada hari keempat dan berakhir pada usia
bayi 2 minggu. Untuk itu ada beberapa hal yang tak boleh luput dari perhatian,
seperti:
a. Patuhi jadwal kunjungan ke dokter
berikutnya. Bila kadar bilirubin tidak terlalu tinggi (<
st="on">Ada sel-sel yang normal, sehingga tetap berfungsi normal
dan sehat. Bila kebetulan sel otak normal, taraf kecerdasan anak pun niscaya tak
terganggu.
3. Anencephalus
Anenchepalus
adalah keadaan di mana bayi lahir tanpa tulang tengkorak bagian atas, yang
disertai tak sempurnanya pembentukan sebagian besar otak. Ini lantaran proses
pembentukan tabung saraf yang tak sempurna. Karena kecacatannya cukup berat,
bayi tersebut tak akan mampu bertahan hidup lebih lama, sehingga akan meninggal
dunia segera setelah dilahirkan.Angka kejadiannya cukup jarang, kurang lebih
satu dari 1.000 kelahiran. Sampai saat ini, penyebabnya yang pasti belum dapat
ditemukan. Tapi kemungkinan besar terkait erat dengan kelainan genetika atau
kelainan kromosom. Dijumpai pula hubungan dengan kekurangan asupan asam folat
pada ibu hamil, sehingga penambahan asupan asam folat sejak hamil sangat
dianjurkan. Anenchepalus juga dapat timbul pada janin akibat ibu menderita
diabetes mellitus. Keadaan ini disebut embrio diabetik.Meski penyebabnya belum
diketahui pasti, penting untuk mengamati kondisi janin pada kehamilan
berikutnya. Sebab, ada 5% kemungkinan kasus anenchepalus berulang. Pengamatan
dapat dilakukan dengan USG atau pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (AFP) pada
darah ibu atau cairan ketuban.
3. Cacat
Jantung Bawaan
Dari setiap 100 bayi, ditemukan satu bayi yang lahir dengan jantung tak
normal. Kelainan semacam ini disebut 'cacat jantung bawaan'. Ada bermacam-macam
jenisnya. Misalnya, kegagalan pemisahan empat bilik pada jantung dan pembuluh
besar yang dihasilkannya. Pada beberapa bayi, terbentuk lubang di sekat pemisah
yang seharusnya masif, pembuluh darah yang seharusnya tertutup ternyata
terbuka, atau pembuluh darah yang salah sambung. Jenis cacat jantung bawaan
lainnya: ruang jantung terlalu sempit, arteri utama hampir tertutup, katup
jantung tak normal dan bocor, serta penyempitan aorta atau batang nadi. Pada
kasus penyempitan aorta atau batang nadi, aorta sangat menyempit pada satu
tempat. Akibatnya, pasokan darah beroksigen ke seluruh tubuh menurun. Bilik
jantung sebelah kiri dipaksa bekerja lebih keras, sehingga timbullah tekanan
darah tinggi. Banyak kasus yang tak serius dan tak disadari sepanjang hidup.
Kasus lainnya sembuh sendiri, tetapi sebagian lagi dapat mengancam nyawa dan
harus diperbaiki dengan teknik operasi - mulai dari jahitan sederhana sampai
penggantian bagian yang tak berfungsi dengan benda sintetis. b Rahmi
Hastari/Dari berbagai sumber
PERAWATAN AWAL
Peralihan yang berhasil dari janin
yang terendam dalam cairan ketuban dan sepenuhnya bergantung pada plasenta
(ari-ari) untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan oksigennya, menjadi bayi yang
menangis keras dan bernafas menghirup udara, merupakan suatu keajaiban.Bayi
baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang baik agar dapat tumbuh secara
normal dan sehat.
Segera setelah lahir, dokter atau
perawat dengan lembut akan membersihkan lendir dan benda-benda lain dari mulut,
hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap.
Bayi akan segera bernafas sendiri.
Bayi akan segera bernafas sendiri.
Tali pusat dijepit pada dua tempat dan
dipotong diantaranya.
Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau diatas perut ibunya. Bayi kemudian ditimbang dan diukur panjangnya.
Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau diatas perut ibunya. Bayi kemudian ditimbang dan diukur panjangnya.
Dokter akan memeriksa adanya kelainan
yang jelas terlihat, sedangkan pemeriksaan fisik secara lengkap akan dilakukan
kemudian.Kondisi bayi secara keseluruhan dinilai pada menit pertama dan 5 menit
setelah kelahiran dengan menggunakan skor Apgar.
Skor Apgar adalah penilaian bayi baru lahir yang didasarkan pada:
- Warna kulit bayi (merah muda
atau biru)
- Denyut jantun
- Pernafasan
- Respon bayi
- Ketegangan otot (lemah atau aktif).
Menjaga kehangatan bayi baru lahir
adalah suatu hal yang sangat penting.
Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh . Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap infeksi akibat kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan.
Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh . Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap infeksi akibat kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan.
Setelah dipindahkan ke ruang
perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil dalam posisi
miring dan menjaganya tetap hangat.
Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan
Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan
Karena semua bayi baru lahir memiliki sedikit
jumlah vitamin K, dokter atau perawat memberikan suntikan vitamin K untuk
mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).
Larutan antiseptik dioleskan pada tali
pusat yang baru dipotong untuk mencegah infeksi.
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan
Perawat mencoba untuk tidak membersihkan bahan putih berminyak (verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu melindungi terhadap infeksi.
Penyebab bayi baru lahir lebih besar atau lebih kecil dari normal
- Lebih besar dari normal
- Ibu menderita diabetes
- Ibu dengan kelebihan berat badan
- Bayi dengan kelainan jantun
- Keturunan
2. Lebih kecil dari norma
- Ibu memakai obat atau alkohol
selama kehamilan
- Ibu merokok selama kehamilan
- Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk selama
kehamila
- Ibu yang tidak melakukan perawatan kehamilan dengan baik
- Bayi yang terinfeksi dalam kandungan
- Bayi dengan kelainan kromosom.
PEMERIKSAAN FISIK
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir.
Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:
- Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3,5 kg
- Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
- Mengukur lingkar kepala.
Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:
- Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3,5 kg
- Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
- Mengukur lingkar kepala.
Selanjutnya dokter akan
menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan
alat kelamin bayi.
Kulit biasanya kemerahan, walaupun
jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah
yang kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.
Persalinan normal dengan bagian kepala
yang lebih dahulu keluar, akan mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan hal
ini menetap selama beberapa hari.
Tulang-tulang yang membentuk tengkorak kepala saling bertumpuk untuk memudahkan lahirnya kepala melalui jalan lahir. Memar dan pembengkakan di kulit kepala adalah hal yang sering ditemui.
Tulang-tulang yang membentuk tengkorak kepala saling bertumpuk untuk memudahkan lahirnya kepala melalui jalan lahir. Memar dan pembengkakan di kulit kepala adalah hal yang sering ditemui.
Pada persalinan sungsang dimana bokong
lahir terlebih dahulu, biasanya tidak terjadi perubahan bentuk kepala bayi,
sebagai gantinya anggota tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah
bokong, alat kelamin dan kaki.
Kadang-kadang bisa terjadi perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya (periosteum), mengakibatkan timbulnya benjolan di kepala (sefal hematom) yang akan menghilang dalam beberapa minggu.
Kadang-kadang bisa terjadi perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya (periosteum), mengakibatkan timbulnya benjolan di kepala (sefal hematom) yang akan menghilang dalam beberapa minggu.
Penekanan selama proses persalinan
normal bisa menimbulkan memar pada wajah. Tekanan ini juga bisa menyebabkan
wajah terlihat tidak simetris.
Asimetri pada wajah juga bisa terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah.
Penyembuhan pada umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu. Pemeriksaan jantung dan paru-paru dilakukan dengan stetoskop untuk memeriksa adanya suatu kelainan
Asimetri pada wajah juga bisa terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah.
Penyembuhan pada umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu. Pemeriksaan jantung dan paru-paru dilakukan dengan stetoskop untuk memeriksa adanya suatu kelainan
·
Kelainan pada
salah satu dari organ ini juga bisa terlihat melalui warna kulit bayi dan
keadaannya secara umum. Dilakukan pemeriksaan terhadap
denyut nadi di lipat paha
·
Dokter juga
akan memeriksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi. Refleks
penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks
menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya
akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari
terbuka.
·
Refleks
Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan
kepalanya ke sisi Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
·
Refleks
Menghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segera
menghisapnya.
Pemeriksaan daerah perut dilakukan
dengan menilai bentuknya, dan memeriksa ukuran, bentuk dan posisi alat-alat
dalam seperti ginjal, hati dan limpa.
Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air kemih.
Pemeriksaan lengan, tungkai dan pinggul dilakukan dengan menilai kelenturan dan kemampuan geraknya.
Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air kemih.
Pemeriksaan lengan, tungkai dan pinggul dilakukan dengan menilai kelenturan dan kemampuan geraknya.
Masalah yang sering dijumpai pada bayi
baru lahir adalah dislokasi panggul. Keadaan ini bisa diatasi dengan memasang
atau menyimpan dua atau tiga lapis popok pada bayi untuk menahan panggul pada
posisi normalnya, sampai sembuh. Jika perlu, bisa dipasang bidai oleh seorang
ahli tulang.
Pemeriksaan alat kelamin pada anak
laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap
dalam kantong buah zakar.
Meskipun jarang dan tidak menimbulkan
rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis),
yang perlu diatasi dengan tindakan pembedahan darurat.
Pada bayi perempuan, bibir vaginanya menonjol.
Pada bayi perempuan, bibir vaginanya menonjol.
Sisa hormon ibu yang didapat selama
dalam kandungan akan menyebabkan bibir vagina ini membengkak selama beberapa
minggu pertama.
BEBERAPA HARI PERTAMA
Segera setelah persalinan normal, ibu dibantu oleh petugas ruang persalinan untuk menggendong bayinya.
Jika ibunya menginginkan, pemberian
air susu ibu bisa dimulai pada saat ini.
Sang ayah juga didorong untuk menggendong bayinya dan melewatkan saat-saat indah ini bersama. Beberapa ahli percaya bahwa kontak fisik secara dini dengan bayi akan membantu terbentuknya ikatan yang kuat.
Sang ayah juga didorong untuk menggendong bayinya dan melewatkan saat-saat indah ini bersama. Beberapa ahli percaya bahwa kontak fisik secara dini dengan bayi akan membantu terbentuknya ikatan yang kuat.
Tetapi orang tua bisa membentuk ikatan
yang kuat dengan bayinya meskipun pada jam-jam pertama mereka tidak
bersama-sama
Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran
anaknya, orang tua belajar untuk memberi makan, memandikan dan memakaikan baju
bayi dan akan segera terbiasa dengan kegiatan ini.
Meskipun ibu dan bayi harus tinggal
selama seminggu bahkan lebih di rumah sakit, dewasa ini masa perawatan di rumah
sakit hanya berkisar antara 2-3 hari saja.
Penjepit plastik pada tali pusar bayi
akan dilepas dalam waktu 24 jam.
Setelah itu tali pusat yang tersisa harus selalu dibasahi dengan larutan alkohol, untuk mempercepat pengeringan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi
Setelah itu tali pusat yang tersisa harus selalu dibasahi dengan larutan alkohol, untuk mempercepat pengeringan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi
Penyunatan (sirkumsisi), kalau diinginkan,
biasanya dilakukan dalam hari-hari pertama. Tetapi prosedur ini harus ditunda
jika penis abnormal, dimana kulit depannya mungkin memerlukan reparasi melalui
bedah plastik.
Keputusan untuk melakukan sunat
tergantung sepenuhnya pada keyakinan orang tua bayi. Secara medis tindakan ini
dimaksudkan untuk menghilangkan kelebihan kulit yang bisa menghambat aliran
urin.
Alasan lain seperti mengurangi
resiko kanker penis masih dalam perdebatan.
Sunat bisa beresiko bila dalam keluarga ada riwayat penyakit kelainan darah.
Sunat juga harus ditunda bila selama hamil ibunya mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan resiko perdarahan seperti antikoagulan atau aspirin.
Dokter akan menunggu sampai semua jenis obat-obatan ini tidak terdapat lagi dalam sirkulasi bayi.
Sunat bisa beresiko bila dalam keluarga ada riwayat penyakit kelainan darah.
Sunat juga harus ditunda bila selama hamil ibunya mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan resiko perdarahan seperti antikoagulan atau aspirin.
Dokter akan menunggu sampai semua jenis obat-obatan ini tidak terdapat lagi dalam sirkulasi bayi.
Bayi juga mendapat vitamin K
untuk menghalangi anti pembekuan ini.
Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama.
Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bisa juga muncul di wajah.
Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama.
Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bisa juga muncul di wajah.
Ruam ini cenderung menghilang
sendiri tanpa pengobatan. Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas
untuk mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini,
terutama pada cuaca panas.
Pengeringan dan pengelupasan
kulit sering terjadi setelah beberapa hari, terutama di lipatan pergelangan
tangan dan pergelangan kaki. Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras
dibawah kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak
beberapa jaringan lemak.
Pada persalinan dengan
pertolongan forsep, benjolan tertentu sering ditemukan di kepala, pipi dan
leher. Benjolan bisa pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan cairan kuning
jernih, tetapi biasanya akan segera sembuh. Bayi yang sebetulnya normal akan
tampak sedikit kuning pada hari kedua. Yang harus diperhatikan adalah bila
kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
Air kemih pertama yang
dikeluarkan bayi bersifat pekat dan mengandung zat kimia urat yang tampak
sebagai pewarnaan merah muda pada popok. Dokter akan memeriksa penyebabnya,
bila bayi belum berkemih dalam 24 jam.Penundaan berkemih lebih sering terjadi
pada bayi laki-laki.
Penundaan ini mungkin
disebabkan karena kulit depan penisnya terlalu erat atau karena pembengkakan
sementara dari penis setelah disunat. Tinja yang pertama keluar disebut
mekonium, konsistensinya lengket berwarna hitam kehijauan.
Setiap bayi harus mengeluarkan mekonium dalam 24 jam setelah kelahiran. Kegagalan pengeluaran mekonium biasanya disebabkan mengerasnya mekonium dalam usus bayi, yang biasanya bisa dikeluarkan dengan satu atau dua enema secara lembut.
Cacat bawaan bisa menyebabkan penyumbatan yang lebih serius.
Setiap bayi harus mengeluarkan mekonium dalam 24 jam setelah kelahiran. Kegagalan pengeluaran mekonium biasanya disebabkan mengerasnya mekonium dalam usus bayi, yang biasanya bisa dikeluarkan dengan satu atau dua enema secara lembut.
Cacat bawaan bisa menyebabkan penyumbatan yang lebih serius.
Bayi baru lahir akan
kehilangan 5-10% dari berat badannya dalam beberapa hari pertama. Berat ini
akan segera kembali setelah bayi mulai menerima makanan dari luar.
PEMBERIAN MAKAN
PEMBERIAN MAKAN
Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refleks menghisap yang aktif, dan dapat segera mulai makan setelah lahir.
Jika bayi tidak disusui oleh
ibunya di ruang persalinan, pemberian makanan biasanya dimulai dalam 4 jam
setelah kelahiran.
Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama.
Jika hal ini terjadi lebih lama lagi, dokter atau perawat bisa membuang sisa lendir dari lambung dengan memasukkan selang secara perlahan melalui hidung menuju ke Lmbung.
Bayi baru lahir yang diberi susu botol bisa muntah karena alergi terhadap susu.
Sebagai gantinya diberikan formula yang rendah alergi. ila bayi masih muntah, harus dicari penyebabnya. Muntah terus menerus pada bayi yang mendapat ASI bisa disebabkan oleh sumbatan pada saluran cerna yang menghalangi pengosongan lambung. Bayi tidak pernah alergi terhadap ASI.
Bayi baru lahir akan berkemih
sebanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari, menangis
keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat.
Semua ciri-ciri ini menandakan
bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula.
Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut. Waktu tidur yang panjang diantara waktu makan menunjukkan bahwa bayi mendapat susu dalam jumlah yang cukup. Meskipun kadang-kadang bayi yang mendapat ASI bisa tidur lama padahal tidak mendapatkan susu yang cukup.
Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut. Waktu tidur yang panjang diantara waktu makan menunjukkan bahwa bayi mendapat susu dalam jumlah yang cukup. Meskipun kadang-kadang bayi yang mendapat ASI bisa tidur lama padahal tidak mendapatkan susu yang cukup.
Karena itu, bayi yang mendapat
ASI, harus diperiksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan
bahwa pemberian makanannya mencukupi. Pemberian Susu botol.
Bayi yang disusui melalui botol sering diberikan
air suling yang steril pada saat pemberian makanan pertama, untuk meyakinkan
bahwa mereka bisa mengisap dan menelan dan bahwa refleks muntahnya berfungsi
dengan baik.
Air ini tidak membahayakan bayi yang memiliki masalah pemberian makanan.
Jika bayi tidak meludahkan air ini, bisa diberikan formula pada pemberian makanan berikutnya.
Di rumah sakit, bayi-bayi biasanya diberi makan setiap 4 jam untuk alasan efisiensi.
Susu formula yang mengandung kalori dan vitamin yang memadai bisa diberikan dalam botol steril.
Ibu tidak boleh memaksa bayinya untuk cepat-cepat menghabiskan susunya. Biarkanlah bayi minum sebanyak yang dia mau.
Pemberian makanan ini harus ditingkatkan secara bertahap selama minggu pertama kehidupan bayi.
Formula bayi yang diperjualbelikan lebih disukai dari pada susu sapi, yang tidak tepat untuk minggu pertama kehidupan bayi.
Meskipun susu sapi memiliki komposisi gizi yang seimbang untuk bayi, tetapi kandungan zat besinya kurang. Padahal zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah.
Multivitamin yang diteteskan, yang mengandung vitamin A, C dan D, harus diberikan setiap hari kepada bayi yang mendapat formula atau ASI selama tahun pertama dan pada musim dingin, dimana sinar matahari dan aktivasi vitamin D terbatas.
Fluor bisa ditambahkan ke dalam formula, jika tidak tersedia air yang mengandung fluor.
Bayi yang diberi susu botol harus diberi air putih diantara pemberian susunya, terutama jika cuaca panas atau lingkungannya panas dan kering.
Kadang-kadang bayi yang tidak cukup diberi makan bisa memerlukan pemberian makanan tambahan melalui infus. Dokter kemudian akan mencoba mencari tahu apa penyebabnya.
Pemberian Air Susu Ibu.
Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi.
Kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan susu botol adalah:
# ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan paling mudah diserap
# ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi
# ASI bisa merubah keasaman tinja dan flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri.
Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu botol.
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya.
Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori, protein dan antibodi.
Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu.
Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum digunakan untuk menyusui. Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan bahkan pada awal persalinan, bisa menyebabkan infeksi payudara (mastitis).
Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi permukaan areola dan puting yang dipersiapkan untuk diisap. Pelumas ini tidak boleh dibersihkan/diseka.
Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin berbaring hampir mendatar dan berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan. Bayi menghadap ke ibu.
Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk di puncak payudara dan jari lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan merangsang bayi untuk membuka mulutnya (refleks mencucur) dan melahap payudara ibu.
Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut bayi, memastikan bahwa puting berada di tengah-tengah untuk mencegah terjadinya luka pada puting payudara.
Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu menghentikan kegiatan menyusui ini dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke bawah.
Pada awalnya, bayi menyusu hanya beberapa menit setiap kalinya.
Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.
Pengisapan yang berlebihan pada awal menyusui harus dihindari.
Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya.
Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil.
Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya.
Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam 72-97 jam setelah persalinan. Untuk anak berikutnya, ASI akan lebih cepat terbentuk.
Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada tengah malam (jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu antara menyusui tidak boleh lebih dari 6 jam.
Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak berdasarkan waktu. Demikian pula halnya dengan lamanya menyusui, harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada anak pertama, pada 7-10 hari setelah persalinan sehingga dokter bisa mengetahui bagaimana proses menyusui berlangsung dan menjawab berbagai pertanyaan mengenai menyusui.
Payudara cenderung membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman selama hari-hari pertama menyusui. Pembengkakan ini bisa dikurangi dengan lebih sering menyusui.
Mengenakan BH yang nyaman selama 24 jam sehari bisa membantu mengurangi nyeri. Mengeluarkan ASI dengan tangan juga akan mengurangi tekanan.
Ibu mungkin perlu mengeluarkan ASInya secara manual sebelum menyusui agar mulut bayi dapat mencakup daerah areola yang membengkak.
Tetapi pengeluaran berlebihan diantara waktu menyusui cenderung menyebabkan pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini terjadi, ibu dapat melepaskan bibir bayi dengan jari ibu.
Setelah menyusui, ASI yang tersisa di puting dibiarkan mengering dengan sendirinya, jangan dilap atau dicuci. Bisa juga dikeringkan dengan pengering rambut dengan panas yang rendah.
Pada iklim yang sangat kering, lanolin hipoalergenik atau salep bisa dioleskan pada puting. BH yang dilapisi plastik harus dihindari.
Seorang ibu yang menyusukan ASInya, memerlukan zat gizi tambahan terutama kalsium. Hasil olahan susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Tetapi jika ibu tidak menyukai susu, bisa diganti dengan kacang-kacangan dan sayuran hijau. Atau ibu juga bisa mengkonsumsi kalsium tambahan dalam bentuk tablet.
Vitamin tambahan tidak diperlukan lagi bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dalam makanan ibu, yang terutama harus mengandung vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 yang cukup.
Kapan saatnya bayi disapih (berhenti mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan keinginan dari ibu dan bayi. Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat menguntungkan.
Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba.
Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada makanan padat. ASI diberikan sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI secara bertahap lalu dikurangi.
Bila bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan sebotol jus buah, ASI yang diperas atau formula.
Belajar minum dari gelas merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa terlaksana pada saat bayi berusia 10 bulan.
Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya sampai berusia 18-24 bulan.
Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas.
Pemberian Makanan Padat.
Waktu untuk mulai memberikan makanan padat tergantung pada kebutuhan dan kesiapan bayi.
Biasanya sebelum mencapai umur 6 bulan, bayi tidak memerlukan makanan padat, meskipun mereka sudah bisa menelan makanan pada usia 3 atau 4 bulan.
Kadang-kadang orang tua memaksakan bayi untuk banyak memakan makanan padat agar tidur lelap di malam hari. Tapi hal ini tidak akan berhasil dan bisa menimbulkan masalah pemberian makanan di kemudian hari.
Banyak bayi yang mendapatkan makanan padatnya setelah minum susu botol atau ASl, sehingga kebutuhan menghisapnya sudah terpenuhi dan rasa laparnya sudah hilang.
Pertama kali biasanya diberikan bubur gandum, lalu buah-buahan dan sayuran.
Alergi atau sensitivitas terhadap makanan lebih mudah diketahui bila bayi diberikan bubur, buah atau sayuran yang sama selama beberapa hari.
Makanan ini hendaknya diberikan dengan sendok sehingga bayi belajar cara makan yang baru.
Kebanyakan makanan bayi yang diperjualbelikan, terutama jenis makanan penutup dan sup, mengandung tepung dalam kadar tinggi. Tepung tidak mengandung vitamin atau mineral, kalorinya tinggi dan sulit dicerna oleh bayi.
Beberapa makanan bayi instan juga mengandung natrium dalam kadar sangat tinggi.
Makanan yang dibuat di rumah harganya jauh lebih murah dan nutrisinya jauh lebih baik.
Daging dapat diberikan setelah bayi berumur 7 bulan. Daging lebih baik dibandingkan makanan kaya karbohidrat, karena bayi memerlukan protein dalam jumlah besar.
Karena kebanyakan bayi tidak menyukai daging, pemberiannya harus hati-hati dan penuh perhatian.
Banyak anak alergi terhadap gandum, telur dan coklat sehingga pemberiannya pada bayi sebaiknya ditunda sampai usia 1 tahun.
Memberikan makanan ini akan menyebabkan alergi di kemudian hari.
Pemberian madu sebaiknya setelah usia 1 tahun, karena kemungkinan adanya spora Clostridium botulinum.
Spora ini bisa menyebabkan botulisme pada bayi, tapi tidak berbahaya pada anak yang lebih tua.
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik bayi tergantung kepada faktor keturunan, gizi dan lingkungan. Kelainan fisik dan psikis juga bisa mempengaruhi pertumbuhannya.
Pertumbuhan optimal memerlukan gizi dan kesehatan yang optimal pula.
Panjang badan bayi bertambah sekitar 30% pada usia 5 bulan dan lebih dari 50% dalam setahun.
Berat badannya akan menjadi dua kali lipat dalam 3 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun.
Organ-organ yang berbeda tumbuh dengan tingkatan yang berbeda.
Misalnya sistem reproduksi berubah sangat sedikit sebelum masa pubertas. Sementara perkembangan otak hampir seluruhnya terpenuhi selama tahun pertama kehidupan seorang anak. Pada saat dilahirkan ukuran otak kira-kira 1/4 ukurannnya di saat dewasa. Pada usia satu tahun ukurannya 3/4 ukuran dewasa.
Fungsi ginjal pada akhir tahun pertama sudah mencapai fungsi dewasanya.
Gigi depan bawah akan muncul pada umur 5-9 bulan. Gigi depan atas akan muncul pada umur 8-12 bulan.
PERKEMBANGAN PERILAKU & INTELEKTUAL
Tingkat perkembangan perilaku dan intelektual berbeda antara anak yang satu dengan lainnya.
Kadang-kadang terdapat pola tertentu dalam suatu keluarga seperti terlambat berjalan atau terlambat bicara.
Faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi bisa menghambat perkembangan normal. Faktor fisik seperti tuli juga bisa memperlambat perkembangan bayi.
Meskipun perkembangan anak-anak biasanya terus berkelanjutan, tapi bisa terhenti pada suatu fungsi tertentu, misalnya bicara.
Pada awalnya bayi tidur hampir sepanjang waktu.
Bayi bisa makan, batuk bila saluran nafasnya terganggu dan menangis sebagai reaksi terhadap gangguan atau ketidaknyamanan.
Pada usia 6 minggu bayi akan melihat langsung pada objek yang berada langsung di depannya dan tersenyum bila diajak bicara. Kepalanya masih bergoyang kalau bayi ditarik ke posisi duduk.
Pada usia 3 bulan bayi tersenyum bila mendengar suara ibunya, membuat suara-suara pertamanya dan mengikuti objek bergerak. Kepala sudah mantap bila bayi dalam posisi duduk. Bayi akan menggenggam objek dalam tangannya.
Pada usia 6 bulan, bayi bisa duduk dengan bantuan dan berguling. Kebanyakan bayi bisa berdiri dengan bantuan dan bisa memindahkan suatu benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Bayi mengeluarkan suara bila sedang bermain.
Pada usia 9 bulan bayi bisa duduk dengan baik dan merangkak, menarik dirinya ke posisi berdiri dan mengatakan "mama" dan "papa" dengan jelas.
Pada usia 12 bulan bayi biasanya sudah bisa berjalan dengan memegang tangan seseorang dan mengucapkan beberapa kata.
PEMERIKSAAN PADA TAHUN PERTAMA
Tes penyaringan (screening test) dimaksudkan untuk mengetahui adanya kelainan pada tahap awal.
Diagnosis dini dan pengelolaan tepat bisa mengurangi atau mencegah kelainan yang akan mempengaruhi perkembangan kesehatan bayi.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, bayi baru lahir diambil darahnya untuk sejumlah pemeriksaan laboratorium.
Contohnya untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah, karena kadar yang rendah bisa menyebabkan kretinisme, suatu kelainan tiroid menahun yang ditandai dengan perkembangan fisik dan mental yang terhambat.
Seorang bayi baru lahir dengan kadar hormon tiroid yang rendah mendapatkan pengobatan hormon tiroid per-oral (melalui mulut) pada hari ke7-10.
Penyakit lainnya, fenilketonuria, jika tidak diobati bisa menyebabkan keterbelakangan mental.
Banyak tes uji saring lainnya yang bisa dilakukan.
Contohnya uji saring terhadap homosistinuria, penyakit kemih sirup mapel, galaktosemia dan penyakit sel sabit.
Kadang-kadang uji saring ini dilakukan berdasarkan latar belakang suku bangsa dan genetik dari orang tuanya.
Panjang badan, berat badan dan lingkar kepala selalu diperiksa pada setiap kunjungan rutin ke dokter dalam tahun pertama.
Pada setiap kunjungan dokter akan mendengarkan bunyi jantung bayi dengan stetoskop. Suatu kelainan bunyi bisa menandakan adanya penyakit jantung.
Pada setiap kunjungan, dokter juga akan memeriksa perut bayi karena beberapa kanker yang jarang seperti tumor Wilm dan neuroblastoma dapat diketahui hanya sejalan dengan pertumbuhan bayi.
Bayi yang dilahirkan prematur secara berkala akan menjalani pemeriksaan mata untuk menemukan adanya retinopati karena prematuritas.
IMUNISASI
Anak-anak harus diimunisasi untuk melindungi mereka terhadap penyakit menular. Vaksin sangat aman dan efektif, walaupun beberapa anak bisa saja mengalami reaksi ringan setelah diimunisasi.
Kebanyakan vaksin diberikan melalui suntikan dan beberapa melalui mulut, misalnya polio.
Vaksin pertama yang diterima bayi adalah vaksin Hepatitis B, lalu dosis pertama vaksin ini diberkan selama minggu pertama kehidupan, kadang keitka bayi masih di rumah sakit. Imunisasi rutin lainnya dimulai pada minggu ke 6-8.
Imunisasi tidak boleh ditunda, meskipun bayi sedang mengalami demam ringan karena infeksi ringan biasa.
Banyak vaksin memerlukan lebih dari satu dosis untuk memberikan perlindungan penuh.
Jadwal imunisasi yang harus diberikan bukanlah jadwal yang kaku. Orang tua sebaiknya berusaha membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal, tapi bila terjadi penundaan, hasil akhir kekebalan yang didapat tidak akan terpengaruh. Juga tidak diperlukan pengulangan serial vaksin dari awal.
Beberapa vaksin dianjurkan diberikan pada keadaan tertentu. Misalnya, vaksin Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang melanjutkan sekolahnya atau bepergian ke luar negeri.
Pada satu kali kunjungan ke dokter, mungkin diberikan lebih dari satu vaksin. Tetapi beberapa vaksin sering dicampurkan dalam satu suntikan, misalnya vaksin pertusis, difteri, tetanus dan Hemophilus influenzae tipe B.
Suatu vaksin kombinasi mengurangi jumlah suntikan tetapi tidak menjamin kemanan dan efektivitas vaksinnya.
Untuk membantu mencegah gastroenteritis berat karena infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
KEJADIAN PENTING DALAM TAHUN PERTAMA
1 bulan
- Membawa tangannya menuju ke mata dan mulut
- Menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri jika ditengkurapkan
- Mengikuti pergerakan benda pada jarak sekitar 15 cm dari garis tengah mukanya (tepat di depannya)
- Bereaksi terhadap suara berupa kaget, menangis atau terdiam
- Berpaling kepada suara atau bunyi yang dikenalnya
- Memperhatikan wajah seseorang
3 bulan
- Mengangkat kepala 45 derajat (mungkin sampai 90 derajat) jika ditengkurapkan
- Membuka dan menutup tangannya
- Jika diberdirikan diatas permukaan yang datar, kakinya menekan ke bawah
- Mengikuti gerakan mainan yang bergoyang dan berusaha mencapainya
- Mengikuti pergerakan benda di depan wajahnya, dari kanan ke kiri atau sebaliknya
- Memperhatikan wajah lebih seksama
- Tersenyum mendengar suara ibunya
- Mulai mengeluarkan suara-suara
5 bulan
- Mulai bisa menegakkan kepalanya dengan mantap
- Berguling dari tengkurap ke terlentang
- Menggapai benda
- Mengenali orang pada jarak tertentu
- Mendengarkan suara orang dengan seksama
- Tersenyum spontan
- Menjerit dengan gembira
7 bulan
- Duduk tanpa bantuan
- Bila diberdirikan, bisa menahan beberapa berat badannya
- Memindahkan benda dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya
- Memperhatikan benda yang dijatuhkan
- Bereaksi bila namanya dipanggil
- Bereaksi bila dilarang
- Mengoceh, menggabungkan vokal dan konsonan
- Bergoyang dengan penuh suka cita bila diajak bermain
- Bermain ciluk-ba
9 bulan
- Berusaha menggapai mainan yang berada diluar jangkauannya
- Tampak keberatan bila mainannya diambil
- Merangkak atau melata pada tangan dan lutunya
- Berusaha untuk berdiri
- Berdiri dengan berpegangan
- Mengucapkan 'mama' atau 'papa'
12 bulan
- Duduk dari posisi tengkurap
- Berjalan dengan berpegangan, mungkin melangkah 1-2 langkah tanpa bantuan
- Berdiri tegak tanpa bantuan untuk beberapa saat
- Memanggil orangtuanya dengan menyebut 'mama' atau 'papa'
- Minum dari gelas
- Bertepuk tangan dan melambaikan tangannya.
Air ini tidak membahayakan bayi yang memiliki masalah pemberian makanan.
Jika bayi tidak meludahkan air ini, bisa diberikan formula pada pemberian makanan berikutnya.
Di rumah sakit, bayi-bayi biasanya diberi makan setiap 4 jam untuk alasan efisiensi.
Susu formula yang mengandung kalori dan vitamin yang memadai bisa diberikan dalam botol steril.
Ibu tidak boleh memaksa bayinya untuk cepat-cepat menghabiskan susunya. Biarkanlah bayi minum sebanyak yang dia mau.
Pemberian makanan ini harus ditingkatkan secara bertahap selama minggu pertama kehidupan bayi.
Formula bayi yang diperjualbelikan lebih disukai dari pada susu sapi, yang tidak tepat untuk minggu pertama kehidupan bayi.
Meskipun susu sapi memiliki komposisi gizi yang seimbang untuk bayi, tetapi kandungan zat besinya kurang. Padahal zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah.
Multivitamin yang diteteskan, yang mengandung vitamin A, C dan D, harus diberikan setiap hari kepada bayi yang mendapat formula atau ASI selama tahun pertama dan pada musim dingin, dimana sinar matahari dan aktivasi vitamin D terbatas.
Fluor bisa ditambahkan ke dalam formula, jika tidak tersedia air yang mengandung fluor.
Bayi yang diberi susu botol harus diberi air putih diantara pemberian susunya, terutama jika cuaca panas atau lingkungannya panas dan kering.
Kadang-kadang bayi yang tidak cukup diberi makan bisa memerlukan pemberian makanan tambahan melalui infus. Dokter kemudian akan mencoba mencari tahu apa penyebabnya.
Pemberian Air Susu Ibu.
Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi.
Kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan susu botol adalah:
# ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan paling mudah diserap
# ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi
# ASI bisa merubah keasaman tinja dan flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri.
Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu botol.
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya.
Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori, protein dan antibodi.
Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu.
Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum digunakan untuk menyusui. Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan bahkan pada awal persalinan, bisa menyebabkan infeksi payudara (mastitis).
Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi permukaan areola dan puting yang dipersiapkan untuk diisap. Pelumas ini tidak boleh dibersihkan/diseka.
Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin berbaring hampir mendatar dan berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan. Bayi menghadap ke ibu.
Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk di puncak payudara dan jari lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan merangsang bayi untuk membuka mulutnya (refleks mencucur) dan melahap payudara ibu.
Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut bayi, memastikan bahwa puting berada di tengah-tengah untuk mencegah terjadinya luka pada puting payudara.
Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu menghentikan kegiatan menyusui ini dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke bawah.
Pada awalnya, bayi menyusu hanya beberapa menit setiap kalinya.
Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.
Pengisapan yang berlebihan pada awal menyusui harus dihindari.
Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya.
Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil.
Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya.
Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam 72-97 jam setelah persalinan. Untuk anak berikutnya, ASI akan lebih cepat terbentuk.
Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada tengah malam (jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu antara menyusui tidak boleh lebih dari 6 jam.
Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak berdasarkan waktu. Demikian pula halnya dengan lamanya menyusui, harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada anak pertama, pada 7-10 hari setelah persalinan sehingga dokter bisa mengetahui bagaimana proses menyusui berlangsung dan menjawab berbagai pertanyaan mengenai menyusui.
Payudara cenderung membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman selama hari-hari pertama menyusui. Pembengkakan ini bisa dikurangi dengan lebih sering menyusui.
Mengenakan BH yang nyaman selama 24 jam sehari bisa membantu mengurangi nyeri. Mengeluarkan ASI dengan tangan juga akan mengurangi tekanan.
Ibu mungkin perlu mengeluarkan ASInya secara manual sebelum menyusui agar mulut bayi dapat mencakup daerah areola yang membengkak.
Tetapi pengeluaran berlebihan diantara waktu menyusui cenderung menyebabkan pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini terjadi, ibu dapat melepaskan bibir bayi dengan jari ibu.
Setelah menyusui, ASI yang tersisa di puting dibiarkan mengering dengan sendirinya, jangan dilap atau dicuci. Bisa juga dikeringkan dengan pengering rambut dengan panas yang rendah.
Pada iklim yang sangat kering, lanolin hipoalergenik atau salep bisa dioleskan pada puting. BH yang dilapisi plastik harus dihindari.
Seorang ibu yang menyusukan ASInya, memerlukan zat gizi tambahan terutama kalsium. Hasil olahan susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Tetapi jika ibu tidak menyukai susu, bisa diganti dengan kacang-kacangan dan sayuran hijau. Atau ibu juga bisa mengkonsumsi kalsium tambahan dalam bentuk tablet.
Vitamin tambahan tidak diperlukan lagi bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dalam makanan ibu, yang terutama harus mengandung vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 yang cukup.
Kapan saatnya bayi disapih (berhenti mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan keinginan dari ibu dan bayi. Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat menguntungkan.
Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba.
Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada makanan padat. ASI diberikan sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI secara bertahap lalu dikurangi.
Bila bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan sebotol jus buah, ASI yang diperas atau formula.
Belajar minum dari gelas merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa terlaksana pada saat bayi berusia 10 bulan.
Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya sampai berusia 18-24 bulan.
Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas.
Pemberian Makanan Padat.
Waktu untuk mulai memberikan makanan padat tergantung pada kebutuhan dan kesiapan bayi.
Biasanya sebelum mencapai umur 6 bulan, bayi tidak memerlukan makanan padat, meskipun mereka sudah bisa menelan makanan pada usia 3 atau 4 bulan.
Kadang-kadang orang tua memaksakan bayi untuk banyak memakan makanan padat agar tidur lelap di malam hari. Tapi hal ini tidak akan berhasil dan bisa menimbulkan masalah pemberian makanan di kemudian hari.
Banyak bayi yang mendapatkan makanan padatnya setelah minum susu botol atau ASl, sehingga kebutuhan menghisapnya sudah terpenuhi dan rasa laparnya sudah hilang.
Pertama kali biasanya diberikan bubur gandum, lalu buah-buahan dan sayuran.
Alergi atau sensitivitas terhadap makanan lebih mudah diketahui bila bayi diberikan bubur, buah atau sayuran yang sama selama beberapa hari.
Makanan ini hendaknya diberikan dengan sendok sehingga bayi belajar cara makan yang baru.
Kebanyakan makanan bayi yang diperjualbelikan, terutama jenis makanan penutup dan sup, mengandung tepung dalam kadar tinggi. Tepung tidak mengandung vitamin atau mineral, kalorinya tinggi dan sulit dicerna oleh bayi.
Beberapa makanan bayi instan juga mengandung natrium dalam kadar sangat tinggi.
Makanan yang dibuat di rumah harganya jauh lebih murah dan nutrisinya jauh lebih baik.
Daging dapat diberikan setelah bayi berumur 7 bulan. Daging lebih baik dibandingkan makanan kaya karbohidrat, karena bayi memerlukan protein dalam jumlah besar.
Karena kebanyakan bayi tidak menyukai daging, pemberiannya harus hati-hati dan penuh perhatian.
Banyak anak alergi terhadap gandum, telur dan coklat sehingga pemberiannya pada bayi sebaiknya ditunda sampai usia 1 tahun.
Memberikan makanan ini akan menyebabkan alergi di kemudian hari.
Pemberian madu sebaiknya setelah usia 1 tahun, karena kemungkinan adanya spora Clostridium botulinum.
Spora ini bisa menyebabkan botulisme pada bayi, tapi tidak berbahaya pada anak yang lebih tua.
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik bayi tergantung kepada faktor keturunan, gizi dan lingkungan. Kelainan fisik dan psikis juga bisa mempengaruhi pertumbuhannya.
Pertumbuhan optimal memerlukan gizi dan kesehatan yang optimal pula.
Panjang badan bayi bertambah sekitar 30% pada usia 5 bulan dan lebih dari 50% dalam setahun.
Berat badannya akan menjadi dua kali lipat dalam 3 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun.
Organ-organ yang berbeda tumbuh dengan tingkatan yang berbeda.
Misalnya sistem reproduksi berubah sangat sedikit sebelum masa pubertas. Sementara perkembangan otak hampir seluruhnya terpenuhi selama tahun pertama kehidupan seorang anak. Pada saat dilahirkan ukuran otak kira-kira 1/4 ukurannnya di saat dewasa. Pada usia satu tahun ukurannya 3/4 ukuran dewasa.
Fungsi ginjal pada akhir tahun pertama sudah mencapai fungsi dewasanya.
Gigi depan bawah akan muncul pada umur 5-9 bulan. Gigi depan atas akan muncul pada umur 8-12 bulan.
PERKEMBANGAN PERILAKU & INTELEKTUAL
Tingkat perkembangan perilaku dan intelektual berbeda antara anak yang satu dengan lainnya.
Kadang-kadang terdapat pola tertentu dalam suatu keluarga seperti terlambat berjalan atau terlambat bicara.
Faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi bisa menghambat perkembangan normal. Faktor fisik seperti tuli juga bisa memperlambat perkembangan bayi.
Meskipun perkembangan anak-anak biasanya terus berkelanjutan, tapi bisa terhenti pada suatu fungsi tertentu, misalnya bicara.
Pada awalnya bayi tidur hampir sepanjang waktu.
Bayi bisa makan, batuk bila saluran nafasnya terganggu dan menangis sebagai reaksi terhadap gangguan atau ketidaknyamanan.
Pada usia 6 minggu bayi akan melihat langsung pada objek yang berada langsung di depannya dan tersenyum bila diajak bicara. Kepalanya masih bergoyang kalau bayi ditarik ke posisi duduk.
Pada usia 3 bulan bayi tersenyum bila mendengar suara ibunya, membuat suara-suara pertamanya dan mengikuti objek bergerak. Kepala sudah mantap bila bayi dalam posisi duduk. Bayi akan menggenggam objek dalam tangannya.
Pada usia 6 bulan, bayi bisa duduk dengan bantuan dan berguling. Kebanyakan bayi bisa berdiri dengan bantuan dan bisa memindahkan suatu benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Bayi mengeluarkan suara bila sedang bermain.
Pada usia 9 bulan bayi bisa duduk dengan baik dan merangkak, menarik dirinya ke posisi berdiri dan mengatakan "mama" dan "papa" dengan jelas.
Pada usia 12 bulan bayi biasanya sudah bisa berjalan dengan memegang tangan seseorang dan mengucapkan beberapa kata.
PEMERIKSAAN PADA TAHUN PERTAMA
Tes penyaringan (screening test) dimaksudkan untuk mengetahui adanya kelainan pada tahap awal.
Diagnosis dini dan pengelolaan tepat bisa mengurangi atau mencegah kelainan yang akan mempengaruhi perkembangan kesehatan bayi.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, bayi baru lahir diambil darahnya untuk sejumlah pemeriksaan laboratorium.
Contohnya untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah, karena kadar yang rendah bisa menyebabkan kretinisme, suatu kelainan tiroid menahun yang ditandai dengan perkembangan fisik dan mental yang terhambat.
Seorang bayi baru lahir dengan kadar hormon tiroid yang rendah mendapatkan pengobatan hormon tiroid per-oral (melalui mulut) pada hari ke7-10.
Penyakit lainnya, fenilketonuria, jika tidak diobati bisa menyebabkan keterbelakangan mental.
Banyak tes uji saring lainnya yang bisa dilakukan.
Contohnya uji saring terhadap homosistinuria, penyakit kemih sirup mapel, galaktosemia dan penyakit sel sabit.
Kadang-kadang uji saring ini dilakukan berdasarkan latar belakang suku bangsa dan genetik dari orang tuanya.
Panjang badan, berat badan dan lingkar kepala selalu diperiksa pada setiap kunjungan rutin ke dokter dalam tahun pertama.
Pada setiap kunjungan dokter akan mendengarkan bunyi jantung bayi dengan stetoskop. Suatu kelainan bunyi bisa menandakan adanya penyakit jantung.
Pada setiap kunjungan, dokter juga akan memeriksa perut bayi karena beberapa kanker yang jarang seperti tumor Wilm dan neuroblastoma dapat diketahui hanya sejalan dengan pertumbuhan bayi.
Bayi yang dilahirkan prematur secara berkala akan menjalani pemeriksaan mata untuk menemukan adanya retinopati karena prematuritas.
IMUNISASI
Anak-anak harus diimunisasi untuk melindungi mereka terhadap penyakit menular. Vaksin sangat aman dan efektif, walaupun beberapa anak bisa saja mengalami reaksi ringan setelah diimunisasi.
Kebanyakan vaksin diberikan melalui suntikan dan beberapa melalui mulut, misalnya polio.
Vaksin pertama yang diterima bayi adalah vaksin Hepatitis B, lalu dosis pertama vaksin ini diberkan selama minggu pertama kehidupan, kadang keitka bayi masih di rumah sakit. Imunisasi rutin lainnya dimulai pada minggu ke 6-8.
Imunisasi tidak boleh ditunda, meskipun bayi sedang mengalami demam ringan karena infeksi ringan biasa.
Banyak vaksin memerlukan lebih dari satu dosis untuk memberikan perlindungan penuh.
Jadwal imunisasi yang harus diberikan bukanlah jadwal yang kaku. Orang tua sebaiknya berusaha membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal, tapi bila terjadi penundaan, hasil akhir kekebalan yang didapat tidak akan terpengaruh. Juga tidak diperlukan pengulangan serial vaksin dari awal.
Beberapa vaksin dianjurkan diberikan pada keadaan tertentu. Misalnya, vaksin Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang melanjutkan sekolahnya atau bepergian ke luar negeri.
Pada satu kali kunjungan ke dokter, mungkin diberikan lebih dari satu vaksin. Tetapi beberapa vaksin sering dicampurkan dalam satu suntikan, misalnya vaksin pertusis, difteri, tetanus dan Hemophilus influenzae tipe B.
Suatu vaksin kombinasi mengurangi jumlah suntikan tetapi tidak menjamin kemanan dan efektivitas vaksinnya.
Untuk membantu mencegah gastroenteritis berat karena infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
KEJADIAN PENTING DALAM TAHUN PERTAMA
1 bulan
- Membawa tangannya menuju ke mata dan mulut
- Menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri jika ditengkurapkan
- Mengikuti pergerakan benda pada jarak sekitar 15 cm dari garis tengah mukanya (tepat di depannya)
- Bereaksi terhadap suara berupa kaget, menangis atau terdiam
- Berpaling kepada suara atau bunyi yang dikenalnya
- Memperhatikan wajah seseorang
3 bulan
- Mengangkat kepala 45 derajat (mungkin sampai 90 derajat) jika ditengkurapkan
- Membuka dan menutup tangannya
- Jika diberdirikan diatas permukaan yang datar, kakinya menekan ke bawah
- Mengikuti gerakan mainan yang bergoyang dan berusaha mencapainya
- Mengikuti pergerakan benda di depan wajahnya, dari kanan ke kiri atau sebaliknya
- Memperhatikan wajah lebih seksama
- Tersenyum mendengar suara ibunya
- Mulai mengeluarkan suara-suara
5 bulan
- Mulai bisa menegakkan kepalanya dengan mantap
- Berguling dari tengkurap ke terlentang
- Menggapai benda
- Mengenali orang pada jarak tertentu
- Mendengarkan suara orang dengan seksama
- Tersenyum spontan
- Menjerit dengan gembira
7 bulan
- Duduk tanpa bantuan
- Bila diberdirikan, bisa menahan beberapa berat badannya
- Memindahkan benda dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya
- Memperhatikan benda yang dijatuhkan
- Bereaksi bila namanya dipanggil
- Bereaksi bila dilarang
- Mengoceh, menggabungkan vokal dan konsonan
- Bergoyang dengan penuh suka cita bila diajak bermain
- Bermain ciluk-ba
9 bulan
- Berusaha menggapai mainan yang berada diluar jangkauannya
- Tampak keberatan bila mainannya diambil
- Merangkak atau melata pada tangan dan lutunya
- Berusaha untuk berdiri
- Berdiri dengan berpegangan
- Mengucapkan 'mama' atau 'papa'
12 bulan
- Duduk dari posisi tengkurap
- Berjalan dengan berpegangan, mungkin melangkah 1-2 langkah tanpa bantuan
- Berdiri tegak tanpa bantuan untuk beberapa saat
- Memanggil orangtuanya dengan menyebut 'mama' atau 'papa'
- Minum dari gelas
- Bertepuk tangan dan melambaikan tangannya.
Kunjungan
Neonatus
Bayi hingga usia kurang
dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam
pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan
bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Cakupan Kunjungan Neonatus
secara keseluruhan di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005 sebesar 83,12% dari
seluruh neonatus 42.477, berarti masih ada 16,88 % neonatus yang tidak
melakukan kunjungan kedua ke sarana pelayanan kesehatan. Ditinjau menurut
kabupaten / kota maka ada 2 kabupaten yang cakupan kunjungan neonatusnya
melebihi atau sama dengan target Kunjungan Neonatus Indonesia Sehat 2010 yaitu
Kabupaten Barito Timur 101,66% dan Kabupaten Murung Raya sebesar 100% (Tabel
SPM 2).
Kunjungan Bayi
Dari hasil kompilasi data
profil kesehatan kabupaten/ kota tahun 2005 cakupan kunjungan bayi di Propinsi
Kalimantan Tengah sebesar 78,05% (37.205) dari 47.669 jumlah bayi. Namun data
ini belum mencakup semua kunjungan bayi yang melakukan kunjungan ke sarana
pelayanan swasta. Untuk mengetahui kunjungan bayi secara detail terdapat pada
tabel SPM 2.