Manajemen Asuhan Antenatal Care
A.
Definisi
Masa Kehamilan
adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama
haid terakhir (Saifuddin, 2006).
Kehamilan
adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implansi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar
atau 9 bulan menurut kalender inernasional (Prawirihardjo, 2009).
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditunjukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Manuaba, 2010).
B.
Klasifikasi
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester
:
1.
Kehamilan
Trimester pertama (masa konsepsi – 14 minggu)
2.
Kehamilan
Trimester kedua ( ≥ 14 – 27 minggu)
3.
Kehamilan
Trimester ketiga ( ≥ 28 – 40 minggu) (Saifuddin,2002).
C.
Asuhan Antenatal
a.
Tujuan
Asuhan Antenatal
1.
Memantau
kemajuan kehamialn untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
3.
Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, terutama riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4.
Mempersiapkan
persalianan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5.
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eklusif.
6.
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal (JNPK-KR, 2008).
b.
Kunjungan
Antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu :
1.
Satu kali
pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu
2.
Satu kali
pada usia kehamilan 28 – 36 minggu
3.
Dua kali
pada usia kehamilan di atas 36 minggi (Prawirohardjo, 2009).
c.
Pelayanan
atau Asuhan Standar minimal termasuk “14T”
1.
Timbang
berat badan
2.
Ukur Tekanan
darah
3.
Ukur Tinggi
Fundus Uteri
4.
Pemberian
Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
5.
Pemberian
imunisasi Tetanus Toxoid lengkap
6.
Pemeriksaan
Hb minimal 2 kali selama kehamilan
7.
Pemeriksaan
VDRL atau PMS
8.
Perawatan
payudara, senam payudara & pijat tekan payudara
9.
Pemeliharaan
tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
10.
Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan
11.
Pemeriksaan
protein urine atas indikasi
12.
Pemeriksaan
reduksi urine atas indikasi
13.
Pemberian terapi
yodium untuk daerah endemis gondok
14.
Pemberian
terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (Dinas Kesehatan, 2011).
D.
Kebijakan Teknis
a.
Pemberian
vitamin Zat Besi
Dimulai
dengan pemberian satu tablet setiap hari segera mungkin setelah rasa mual
hilang. Ibu hamil biasanya mendapat tablet Zat Besi minimal 90 tablet selama
kehamilan. Diminum dengan air putih atau air jeruk.
Kekurangan
Zat Besi pada ibu hamil akan menyebabkan ibu mudah pingsan, mudah mengalami
keguguran atau pada proses melahirkan akan berlangsung lama akibat kontraksi
yang tidak bagus. Dan apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, lahir premature, lahir dengan cadangan zat besi
yang kurang, atau lahir dengan cacat bawaan.
Selain tablet
Zat Besi, selama kehamilan juga dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang
kaya akan zat besi, asam folat juaga vitamin B, seperti hati, daging, kuning
telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan seperti temped an susu kedelai,
serta sayuran berwarna hijau tua seperti bayam dan daun katuk.
Selain itu,
konsumsi juga makanan yang mempermudah penyerapan zat besi, misalnya makanan
yang mengandung vitamin C tinggi. Yang perlu dihindari adalah makanan/minuman
yang dapat menghambat penyerapan zat besi, misalnya kopi dan teh.
b.
Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT)
Table 1.1
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus
Toxoid
Antigen
|
Interval
(selang waktu minimal)
|
Masa
Perlindungan
|
%
Perlindungan
|
TT 1
|
Pada kunjungan
antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT 2
|
4 minggu setelah TT 1
|
3 Tahun
|
80
|
TT 3
|
6 minggu setelah TT 2
|
5 Tahun
|
95
|
TT 4
|
1 tahun setelah TT 3
|
10 Tahun
|
99
|
TT 5
|
1 tahun setelah TT 4
|
25 Tahun / Seumur Hidup
|
99
|
(Prawirohardjo,
2006).
E.
Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan
Trimester I s/d III
1.
Rahim atau
Uterus
Selama
kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang
laur biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih
kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada
perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat berat 70 gram dan kapasitas 10 ml
atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir
kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapai mencapai 20 liter atau
lebih, dengan berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2009).
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
alpukat. Pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan akan
seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada
kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur
angsa. Pada minggu pertama, isthmus
rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lunak (soft), pelunakan isthmus disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi
air ketuban, dinding rahim terasa tipis. Karena itu, bagian-bagian janin dapat
diraba melelui dinding perut dan dinding rahim (Mochtar, 2002).
Pertumbuhan
rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. Bentuk
rahim yang tidak sama disebut tanda
Piscaseck. Dan perubahan konsentrasi hormonal yang mempengaruhi rahim,
yaitu estrogen dan progesterone menyebabkan progesterone mengalami penurunan dan
menimbulkan kontraksi rahim yang disebut Braxton
Hicks. Terjadinya kontraksi Braxton Hicks, tidak dirasakan nyeri dan
terjadi bersamaan diseluruh rahim. Kontraksi Braxton Hicks akan berlanjut
menjadi kontraksi untuk persalinan (Manuaba, 2010).
Table 1.2
Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus
Usia Kehamilan
|
Tinggi Fundus
|
|
Dalam cm
|
Menggunakan petunjuk badan
|
|
12 minggu
|
-
|
Teraba di atas simpisis pubis
|
16 minggu
|
-
|
Di tengah antara simpisis pubis dan umbilikus
|
20 minggu
|
20 cm (±2 cm)
|
⅔ di atas simpisis
|
22 - 27 minggu
|
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
|
Setinggi umbilikus
|
28 minggu
|
28 cm (±2 cm)
|
⅓ di atas umbilicus
|
29 - 35 minggu
|
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
|
½ antara umbilicus dan prosesus xifoideus
|
36 minggu
|
36 cm (±2 cm)
|
Setinggi prosesus xifoideus
|
40 minggu
|
38 cm (±2cm)
|
Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus
|
(Saifuddin, 2006)
2.
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti
dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium dan akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
3.
Vulva Dan
Vagina
Vulva dan
vagina mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga
tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan yang dikenal dengan tanda Chadwicks.
4.
Payudara
Pada awal
kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah
bukan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan
lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Pada
kehamilan 12 minggu ke atas suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostum dapat keluar dari puting susu. Kolostum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.Ukuran payudara sebelum hamil
tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan.
5.
Kulit
Pada kulit
dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini
dikenal dengan nama striae gravidarum.
Pada banyak
perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut
dengan linea nigra. Kadang-kadang
akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut
dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada
areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang
setelah persalinan.
6.
Sirkulasi
Darah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a.
Meningkatnya
kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim.
b.
Terjadinya
hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c.
Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa
perubahan peredaran darah, yaitu :
1)
Volume Darah
Volume darah
semakin meningkat dimana jumlah serum dalam darah besar dari pertumbuhan sel
darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 23 minggu. Serum
darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20 %.
Curah
jantung akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak
sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantng harus
berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja
jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis.
2)
Sel Darah
Sel darah
merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim, tetapi pertambahan sel drah tidak seimbang dengan peningkatan voleme
darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologi. Jumlah sel
darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia
fisiologi maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari
angka normal.
Protein
darah dalam bentuk albumin dan gamaglobin dapat menurun pada triwulan pertama,
sedangkan fibrinogen meningkat.
3)
Sistem
Pernapasan
Pada
kehamilan, terjadi perubahan sistem pernapasan untuk dapat memenuhi kebutuhan O2.
Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dengan dorongan rahim yang
membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam sekitar 20 sampai 25 % dari pada biasanya.
4)
Sistem
Pencernaan (Traktus Digestivus)
Karena
pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan :
a)
Pengeluaran
air liur berlebihan (hipersalivasi)
b)
Daerah
lambung terasa panas
c)
Terjadi mual
dan sakit / pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness
d)
Muntah, yang
terjadi disebut emesis gravidarum
e)
Muntah
berlebihan sering menggangu kehidupan sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum
f)
Progesterone
menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
5)
Sistem
Perkemihan (Truktus Urinarius)
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari panggul. Pada akhir
kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan
ini akan timbul kembali.
Dalam
kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone. Akan
tetapi ureter kanan lebih membesar dibandingkan dengan ureter kiri, karena
mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.
6)
Metabolisme
Dengan
terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh akan mengalami perubahan yang mendasar,
di mana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI
Perubahan metabolism pada kehamilan berupa :
a)
Metabolisme
basal (basal metabolic rate, BMR)
naik sebesar 15 % sampai 20 % dari semula, terutama pada trimester ketiga
b)
Keseimbangan
asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
disebabkan oleh hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin
c)
Kebutuhan
protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar ½ gr/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari
d)
Kebutuhan
kalori didapat dari karbohidrat, lemak, dan protein
e)
Kebutuhan
zat mineral untuk ibu hamil
·
Kalsium, 1,5
gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin
·
Fosfor, rata-rata
2 gram dalam sehari
·
Air, ibu
memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air
·
Berat badan
ibu hamil bertambah
Berat badan ibu akan bertambah
antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu (Manuaba, 2010).
F.
Kebutuhan Ibu Hamil pada Trimester I
s/d III
1.
Pantang diet
saat hamil
Pada
dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena kebutuhan akan
karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang sangatlah tinggi. Zat besi, Asam
Folat dan Kalsium juga di perlukan dalam masa kehamilan. Nilai gizi dapat
ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kilogram
selama hamil. Berat badan yang terlalu besar atau kurang perlu mendapat
perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan.
2.
Imunisasi
Vaksinasi
dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi
karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama
kehamilan.
3.
Persiapan
persalinan
Perencanaan
dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan dirumah ; menyepakati diantara
pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana kelahiran, persiapan atau
pengaturan transportasi untuk ke tempat persalinan dengan aman, rencana
pendanaan untuk transport dan perawatan ditempat persalinan yang aman, apabila
ibu menabung cukup uang dan persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama
persalinan.
4.
Pekerjaan
rumah tangga
Pekerjaan
rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan, dan makin
dikurangi dengan semakin bertambahnya usia kehamilan (Manuaba, 2010).
Hindari
kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Beristirahat
cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari (Prawirohardjo,
2009).
5.
Senam hamil
Senam hamil
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan
untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan
bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai
kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal, penyulit kehamilan ( hamil dengan
perdarahan, hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak) dan hamil
disertai anemia. Senam hamil pada umur kehamilan sekitar 24 minggu sampai 28
minggu.
Dan
aktivitas yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pada waktu pagi hari untuk
ketenangan dan mendapatkan udara segar.
6.
Pengawasan
gigi
Saat hamil
biasanya sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis-hiperemesis
gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium disekitar gigi.
Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat
menjadi sumber infeksi.
7.
Istirahat
dan relaksasi
Jadwal
istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, kearena istirahat dan tidur
yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 1998).
G.
Ketidaknyamanan pada Kehamilan
Trimester I s/d III
1.
Edema
Pertumbuhan
bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah pergelangan kaki terkadang juga
mengenai daerah tangan, hal ini disebut oedema
yang disebabkan oleh pertumbuhan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
2.
Hemoroid
Hemoroid
sering terjadi karena konstipasi. Maka dari itu, semua yang menyebebkan
konstipasi merupakan pemicu bagi terjadinya hemoroid. Progesteron juga
menyebebkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Ada sejumlah tindakan untuk
mengurangi hemoroid.
Berikut adalah daftar yang yang
dicatat untuk mengurangi hemoroid :
a.
Menghindari
konstipasi tindakan pencegahan paling efektif
b.
Menghindari
ketengangan selama defekasi
c.
Mandi air
hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga meningkatkan
sirkulasi
d.
Kantong es
untuk meredakan
e.
Istirahat di
tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikan
f.
Salep
analgesic dan anastetik local
3.
Insomnia
Insomnia
pada wanita hamil dapat disebabkan oleh ketidaknyamanan secara fisik karena
pembesarkan uterus / rahim dan pergerakan janin. Pengangan insomnia dapat
terjadi secara efektif / tidak efektif.
Ada beberapa hal yang
sedikitnya perlu dilakukan oleh wanita hamil yang mengalami
insomnia, yaitu :
a.
Mandi air
hangat
b.
Minum air
hangat
c.
Sebelum
tidur tidak melakukan aktifitas yang dapat merangsang penyebab insomnia
d.
Tidur dengan
posisi relaksasi / rileks
e.
Gunakan
cara-cara yang dapat meningkatkan relaksasi / rileks
4.
Keputihan (Leukorhoe)
Leukorhoe
marupakan sekresi vagina yang bermula selama trimester pertama pertama. Sekresi
bersifat asam karena perubahan peningkatan sejumlah glikogen pada sel epitel
vagina menjadi asam laktat doderlin basillus. Meskipun ini memberikan fungsi
perlindungan ibu dan fetus dari kemunginan infeksi yang merugikan, ini
menghasilkan media yang memungkin pemtumbuhan organisme pada vaginitis.
Tindakan penguranganya adalah perhatian yang lebih pada kebersihan tubuh pada
daerah tertentu sering mengganti celana dalam.
5.
Nyeri
punggung
Umum
dirasakan ketika kehamilan lanjut. Disebabkan oleh progesteron dan relaksin (yang melunakan jaringan ikat) dan postur
tubuh yang berubah serta meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim. Cara
mengatasinya yaitu gunakan body mekanik
yang baik untuk mengangkat benda, hindari sepatu atau sandal hak tinggi,
hindari mengangkat beban yang berat, gunakan kasur yang keras untuk tidur,
gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung, Hindari tidur terlentang
terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat,
lakukan pemanasan pada bagian yang sakit, dan istirahat yang cukup (Yeyeh,
2009).
6.
Kram otot
betis
Umum
dirasakan pada kehamilan lanjut. Untuk penyebab tidak jelas, bias dikarenakan iskemia transient setempat, kebutuhan
akan kalsium dalam tubuh rendah atau karena perubahan sirkulasi darah. Cara
mengatasinnya yaitu dengan memperbanyak makan makanan yang mengandung kalsium,
menaikan kaki keatas, pengobatan dengan simtomatik
dengan kompres air hangat, masase,
menarik kaki ke atas (Yeyeh, 2009).
7.
Buang air
kecil yang sering
Biasanya
keluhan dirasakan saat kehamilan dini, kemudian kehamilan lanjut. Disebabkan
karena progesteron dan tekanan pada
kandung kemih karena pembesaran rahim atau kepala bayi yang turun ke rongga
panggul. Cara mengatasinya yaitu mengurangi minum setelah makan malam atau
minimal 2 jam sebelum tidur, menghindari minuman yang mengandung kafein, jangan mengurangi kebutuhan air
minum (minimal 8 gelas perhari) perbanyak disiang hari, dan lakukan senam kegel (Yeyeh, 2009).
H.
Tanda Bahaya pada Kehamilan
Trimester III
1.
Perdarahan
vagina
Pada beberapa kasus perdarahan dapat dijumpai perdarahan ringan yang
terjadi akibat serviks yang rapuh akibat erosi. Perdarahan semacam ini mungkin
normal, namun bisa juga merupakan tanda terjadinya infeksi.
Perdarahan melalui jalan
lahir pada usia kehamilan tua (usia kehamilan 7-9 bulan) yang tidak normal
yaitu berwarna merah, banyak, berulang, dan disertai nyeri merupakan tanda
adanya plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir). Perdarahan pada
kehamilan tua meskipun hanya sedikit, dapat membahayakan keselamatan ibu dan
janin dalam kandungannya.
2.
Sakit kepala
yang hebat
Sakit kepala
yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius
dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari
pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,
koagulopati dan kematian (Uswhaaya, 2009).
Penatalaksanaan dengan cara
menanyakan kepada ibu apakah ia mengalami pembengkakan pada wajah/tangan atau
terjadi masalah penglihatan. Periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan
edema.
3.
Gangguan
penglihatan
Penglihatan
menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral
(nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan
kabur, dapat menjadi tanda preeklampsia. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik
(spot), berkunang-kunang.
Selain itu
adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan
adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan
adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri
atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Uswhaaja, 2009).
Penanganannya yaitu melakukan
pemeriksaan tekanan darah, protein urin, refleks dan edema.
4.
Nyeri
abdomen yang hebat
Nyeri
abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal.
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa
berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), infeksi saluran kemih. Penanganan
yang dilakukan pemeriksaan luar dan dalam, dan periksa urin untuk mengetahui
kadar proteinnya.
5.
Bengkak pada
wajah, tangan dan kaki
Oedema yaitu
penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema
pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari
ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang
setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah
oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi
menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul
pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak
disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat,
pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal
jantung atau pre-eklampsia (Uswhaaja, 2009).
Penanganan yang dilakukan, tanyakan
kepada ibu apakah ia mengalami sakit kepala dan gangguan penglihatan, lalu
dilihat konjungtivanya pucat atau tidak, kemudian lakuakn pemeriksaan
hemoglobin (Hb).
6.
Gerakan
janin tidak seperti biasanya.
Ibu mulai
merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu merasakan
gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak sedikitnya 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan akan lebih terasa jika
ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan atau minum dengan baik. Tapi
jika bayi tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya pada janin
(Yeyeh, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar