Rabu, 02 Agustus 2017

KONSEP KEBIDANAN SEBAGAI DASAR DALAM PRAKTIK KEBIDANAN



KONSEP KEBIDANAN SEBAGAI DASAR DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Kotler (2005) menjelaskan bahwa pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku.Pemasaran sosial mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan tradisional untuk mengubah sosial dalam satu kerangka aksi dan perencanaan yang integral serta menggunakan keterampilan teknologi komunikasi dan keahlian pemasaran.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis yang sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial.Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3) keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak, 5) konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan berpendidikan rendah.
Pemasaran sosial dalam program-program kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau prilaku.Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat (seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi, proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program dimasa yang akan datang, dan kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru.Para konsumen harus melakukan pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen.Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan (Depkes, 1997).
Contoh langkah-langkah pemasaran dalam pelayan kebidanan:
1.      Produk
-          Pelayanan pemeriksaan hamil (senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan laktasi)
-           Pelayanan bersalin
-          Pelayanan nifas
-           Pelayanan pemeriksaan bayi
-          Pelayaanan pemeriksaan balita
-          Penyuluhan kesehatan
-          KB/Konseling
-          Imunisasi ibu dan bayi
-          Kesehatan reproduksi remaja



2.      Harga
Biaya pelayanan kesehatan menurut IBI
            - Alat kontrasepsi bawah kulit        Rp.250.000
            - KB suntik                                      Rp.5000 – Rp. 20.000
             
3.      Tempat pemasaran
- RS
- Puskesmas
- Rumah Bersalin
- BPM
- Promosi pelayanan kebidanan
a.  Pendekatan sosial masyarakat (langsung  dan tidak langsung)
b. Promosi di lingkungan masyarakat (dengan pelayanan berkualitas dan memuaskan kepada pasien)
c.  Penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan (tentang PMS, seksualitas, kesehatan reproduksi)
d. Promosi melalui jejaring sosial
4.  Sasaran
a.       Ibu hamil
b.      Ibu bersalin
c.       Ibu nifas
d.      BBL
e.       Balita
f.       Lansia

MODEL ASUHAN KEBIDANAN



MODEL ASUHAN KEBIDANAN
A.    Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan kebidanan adalah Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses kehidupan normal.
Model dalam kebidan berdasarkan 4 elemen :
1.      Orang
2.      Kesehatan
3.      Lingkungan
4.      Kebidanan

B.     Kegunaan Model Kebidanan
1.      Menyatukan data secara lengkap
a.       Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pemimpinan
b.      Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar
c.       Untuk komunikasi bidan dengan klien
2.      Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan, dan kebutuhan untuk :
a.       Mengembangkan profesi
b.      Mendidik siswi bidan
c.       Komunikasi dengan klien dan pimpinan


C.     Komponen Model Kebidanan
Model kebidanan dibagi menjadi 5 komponen , yaitu :
1.      Memonitor kesejahteraan ibu
2.      Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
3.      Intervensi teknologi seminimal mungkin
4.      Mengidentifikasi dan member bantuan obstetric
5.      Lakukan rujukan

D.    Beberapa Macam Model Kebidanan
1.      Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan.
Model ini memiliki 4 unit yang terpenting , yaitu :
a.       Ibu dalam keluarga
b.      Konsep kebutuhan
c.       Partnership
d.      Faktor kedokteran dan keterbukaan
2.      Model Medikal
Yang tercakup dalam model medical adalah :
a.       Berorientasi pada penyakit
b.      Menganggap bahwa akal atau pikiran dan badan terpisah
c.       Manusia menguasai alam
d.      Yang tidak biasa menjadi menarik
e.       Informasi yang terbatas pada klien
f.       Pasien berperan pasif
g.      Dokter yang menetukan
h.      Tingginya teknologi menaikkan prestise
i.        Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas
j.        Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter
k.      Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioeningneering.

USAHA JASA PELAYANAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN SECARA MANDIRI MAUPUN BERKESINAMBUNGAN



USAHA JASA PELAYANAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN SECARA MANDIRI MAUPUN BERKESINAMBUNGAN

A.    Usaha Jasa Pelayanan Dan Praktik Kebidanan Secara Mandiri maupun Berkesinambungan
Kotler (2005) menjelaskan bahwa pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku.Pemasaran sosial mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan tradisional untuk mengubah sosial dalam satu kerangka aksi dan perencanaan yang integral serta menggunakan keterampilan teknologi komunikasi dan keahlian pemasaran.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis yang sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial.Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3) keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak, 5) konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan berpendidikan rendah.
Pemasaran sosial dalam program-program kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau prilaku.Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat (seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi, proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program dimasa yang akan datang, dan kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru.Para konsumen harus melakukan pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen.Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan (Depkes, 1997).
Contoh langkah-langkah pemasaran dalam pelayan kebidanan:
1.      Produk
-          Pelayanan pemeriksaan hamil (senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan laktasi)
-           Pelayanan bersalin
-          Pelayanan nifas
-           Pelayanan pemeriksaan bayi
-          Pelayaanan pemeriksaan balita
-          Penyuluhan kesehatan
-          KB/Konseling
-          Imunisasi ibu dan bayi
-          Kesehatan reproduksi remaja

2.      Harga
Biaya pelayanan kesehatan menurut IBI
            - Alat kontrasepsi bawah kulit        Rp.250.000
            - KB suntik                                      Rp.5000 – Rp. 20.000
             
3.      Tempat pemasaran
- RS
- Puskesmas
- Rumah Bersalin
- BPM
- Promosi pelayanan kebidanan
a.  Pendekatan sosial masyarakat (langsung  dan tidak langsung)
b. Promosi di lingkungan masyarakat (dengan pelayanan berkualitas dan memuaskan kepada pasien)
c.  Penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan (tentang PMS, seksualitas, kesehatan reproduksi)
d. Promosi melalui jejaring sosial
4.  Sasaran
a.       Ibu hamil
b.      Ibu bersalin
c.       Ibu nifas
d.      BBL
e.       Balita
f.       Lansia
g.      Remaja