TEORI DAN
MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN
TEORI
YANG MENDASARI PRAKTIK KEBIDANAN
Dalam ilmu kebidanan, banyak teori yang melandasi
praktik kebidanan.Dibawah ini merupakan uraian teori kebidanan yang diutarakan
oleh empat orang perawat kebidanan dan seorang bidan yang menjadi landasan
utama dalam praktik masa kini.Mereka adalah reva rubin, Ramona T. Mercer,
Ela-Joy Lehrman, Ernestine Wiendenbach dan Jean Ball.
A. REVA
RUBIN
Reva rubin merupakan perawat kebidanan yang hasil
penelitiannya telah digunakan secara luas di Amerika Serikat.
Teori ini menekanka pada pencapaian peran sebagai
ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas atau latihan atau latihan-latihan kemudian
hal-hal yang mempengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Proses pelaksanaan peran ibu terjadi saat
kehamilan sampai 6 bulan setelah melahirkan.
Dalam proses tersebut terdapat tiga elemen penting
dalam proses pelaksanaan peran ibu, yaitu :
1. Ideal
image, sebuah gambaran ideal/ positif mengenai wanita yang berhasil
melaksanakan perannya sebagai ibu dengan baik.
2. Self
image, gambaran mengenai dirinya sendiri yang dihasilkan melalui pengalamannya.
3. Body
image, perubahan yanplg terjadi pada tubuh wanita selama proses kehamilan.
Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh
calon ibu dalam mencapai perannya:
a. Anticipatory
Stage
Seorang ibu mulai
melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b. Honeymoon
stage
Ibu mulai memahami
sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan
dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu
Stage
Ibu akan mencoba apakah
ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini memerlukan waktu beberapa
minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri
d. Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian
latihan peran sudah berakhir.
Beberapa
tahapan aktifitas penting sebelum menjadi seorang ibu :
1. Taking
On ( tahap meniru )
Seorang wanita dalam
pencapaian sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran
seorang ibu.
2. Taking
In
Seorang wanita sudah
membayangkan peran yang dilakukannya.Introjection, Projektion, dan Rejektion
merupakan tahap dimana wanita membedaan model-model yang sesuai dengan
keinginannya.
3. Letting
Go
Wanita mengingat
kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya. Pada tahap ini seorang
wanita akan meninggalkan perannya di masa lalu.
B.
RAMONA
T. MERCER
Mercer
merupakan salah satu murid Reva Rubin yang telah banyak menghasilkan karya
ilmiah. Teori ini lebih menekankan pada efek stress antepartum pada keluarga
dan pencapaian peran ibu. Stress antepartum adalah komplikasi dari resiko
kehamilan dan pengalaman negative dalam hidup seorang wanita. Sedangkan peran
ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat
dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran.
Empat tahapan dalam pelaksanaan
peran ibu :
a. Anticipatory
Saat
sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian social
dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang ibu.
b. Formal
Wanita
memiliki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan
kondisi system social.
c. Informal
Dimana
wanita sudah mampu menemukan jalan ynag unik dlam melaksanakan perannya.
d. Personal
Merupakan
peran terakhir, dimana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Wanita dalam
pencapaian peran ibu dipengarhi oleh factor-faktor :
a. Factor
ibu
b. Factor
bayi
c. Factor-faktor
lainnya
Dari factor social support, Mercer
mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung:
a.
Emotional
Support
Yaitu
perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti
b.
Informational
Support
Memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong
dirinya sendiri
c.
Pchysical
Support
Misalnya
dengan membantu merawat bayi dan memberikan tamabahan dana
d.
Appraisal
Support
Ini
memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaian peran
ibu
C. ELA
JOY LEHMAN
Toeri ini mengharapkan bidan dapat melihat semua
aspek dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bersalin.
Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh
lehrman adalah ia melihat semakin luasnya cakupan tugas yang dibebankan kepada
bidan, sehingga ia memiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek
praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan
pada persalinan. Lehrman ingin menjelaskan bahwa dalam interaksi antara bidan
dan wanita ada perbedaan antara apa yang dialami/ dirasakan wanita dengan
kemampuan bidan dalam mengaplikasikan konsep kebidanan.
Terdapat delapan komponen yang termasuk dalam
praktik kebidanan, yaitu:
1. Perawatan
berkelanjutan
2. Perawatan
yang terpusat pada keluarga
3. Pendidikan
dan konseling menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perawatan
4. Perawatan
tanpa intervensi
5. Fleksibilitas
dalam perawatan
6. Perawatan
yang bersifat partisipatif
7. Advokasi
pada klien
8. Waktu
Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini
kemudian diujicobakan oleh Morten (1991) pada pasien postpartum. Dari hasil penerapan
tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah
dibuat oleh Lehrman, yaitu:
1. Teknik
terapeutik ; Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan. Teknik terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap,
mendengar yang aktif, mengkaji dan mengklasifikasi masalah, humor ( tidak
bersikap kaku), tidak menuduh, jujur, mengakui kesalahan, memfasilitasi klien
dan menghargai hak klien.
2. Pemberdayaan
( empowerment) ; Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui
penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
3. Hubungan
sesama ( lateral/relationship) ; Menjalin hubungan yang baik terhadap klien,
bersikap terbuka, sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan klien membina
hubungan saling percaya yang harmonis
D. ERNESTINE
WIEDENBACH
Ernestine Wiedenbach adalah seorang pemimpin
yang dikenal dalam pengembangan teori dan perawatan maternal bayi. Pada tahun
1952 Ernestine ditetapkan menjadi direktur program kelulusan di perawatan
kesehatan maternal bayi baru lahir, di Yale University School Of Nursing, yang
dimulai pada tahun 1956. Ernestine Wiedenbach mengundurkan diri pada tahun
1966.Ia tidak pernah menikah dan meninggal di umur 97 tahun pada tanggal 8
maret 1998.
Menurut Teori Ernestine Wiedenbach konsep model
kebidanan dibagi menjadi 5, yaitu :
1. The
Agents
Empat elemen dalam ”clinical nursing” yaitu:
filosofi, tujuan, praktik dan seni. ( Raleigh, 1989 dan Wiedenbach, 1964 ).
Selain itu juga dikemukakan tiga poin dasar dalam filosofi
keperawatan/kebidanan, yaitu:
a. Menghargai
atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai
sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap
orang
c. Resolusi
dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain ( Raleigh, 1989 )
Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan
ibu dan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu
kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
2. The
Recipient
Perawat/bidan memberikan intervensi kepada individu
disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan masing-masing ( Raleigh, 1989 ).
Recipient meliputi wanita, keluarga, dan masyarakat.Perempuan menurut
masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu memenuhi
kebutuhannya.Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah individu
yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri, sehingga bidan/perawat
memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhannya sendiri.
3. The
Goal/Purpose
Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang
yang membutuhkan pertolongan. Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “
sebuah ukuran atau tindakan yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan
berpotensi untuk merubah atau memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk
mengatasi keterbatasan “ ( Danko et al., 1989 cite Wiedenbach’s ( 1964 ).
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu
perlu diketahui sebelum menemukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini,
maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah
laku fisik, emosional atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan
tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi
kebutuhan pasien, bidan/perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta
pikirannya.
4. The
Means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan
Wiedenbach menentukan beberapa tahap yaitu :
a. Identifikasi
kebutuhan klien
b. Ministration,
yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan
c. Validation,
mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan
d. Coordination,
koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien
Untuk bisa membantu
pasien, perawat/bidan harus mempunyai :
1. Pengetahuan,
untuk bisa memahami kebutuhan pasien
2. Penilaian,
kemampuan pengambilan keputusan
3. Ketrampilan,
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasien
5. Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan
sosial, organisasi, dan profesional.
E. JEAN
BALL
Jean ball adalah
seorang “midwife” (bidan) dari British yang telah melakukan
risetnya secara intensif terhadap kebutuhan wanita pada masa postnatal, dan
konsekuensinya bagi wanita yang mendapat asuhan dari berbagai unit pelayanan.
Dalam bukunya “Reaction to
motherhood” (1987) ia menjelaskan tujuan asuhan postnatal yang
sekaligus juga menjadi filosofi Jean Ball tentang postnatal care sebagai
berikut: “membantu seorang wanita agar berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan
ini tidak hanya melibatkan proses fisiologi saja tapi juga psikologis dan
emosional yang memotivasi keinginan untuk menjadi orang tua serta
pencapaiannya.”Ia menyatakan bahwa dalam praktik diberbagai institusi, jenis
pelayanan yang diberikan mungkin lebih dekat ke model obstetric/medical dimana
interest terhadap postnatal care minimal karena kelahiran sudah tercapai. Bila
menggunakan pendekatan midwife, maka kehamilan dan postnatal dianggap
sebagai saat adopsi terhadap peran baru yaitu menjadi ibu.
Ball
mengungkapkan hipotesisnya:
“Respon emosinal terhadap perubahan setelah
melahirkan akan dipengaruhi oleh personality / kepribadian dan
dukungan yang diterima dari system support/dukungan keluarga dan sosial.
Cara asuhan yang diberikan oleh bidan selama postnatal akan mempengaruhi proses
emosional wanita terhadap perubahan setelah kelahiran.”Kesejahteraan wanita
setelah melahirkan sangat bergantung pada personality atau kepribadian wanita
itu sendiri, support system dukungan pribadi dan support yang diberikan oleh
pelayanan maternitas. Ball mengemukakan teori kursi goyang/deck chair yang
terdiri dari 3 elemen yaitu:
a.
Pelayanan maternitas
b.
Pandangan masyarakat terhadap keluarga
c.
Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
Ketiga elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dasar
kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan masyarakat
tentang keluarga.
2. Topangan
kanan kiri adalah kepribadian wanita, pengalaman hidup.
3. Topangan
tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri ) adalah keluarga dan
support system.
4. Tempat
duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung pada efektifitas
elemen-elemen sebagai berikut.
a. Jika
deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan kolaps/jatuh saat
diduduki.
b. Jika
kursi tidak di letakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan jatuh.
c. Jika
bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin dapat saja menyangga, namun
yang menduduki tidak nyaman dan mengalami ketegangan.
Aplikasi dari teori
Jean Ball dalam kehidupan sehari-hari :
1. Dahulu
posisi ibu saat melahirkan terlentang tetapi sekarang ini posisi ibu saat
melahirkan senyaman ibu. Agar memberikan rasa kenyamanan psikologis bagi Ibu.
2. Keluarga
memberikan dukungan terutama ibu yang pertama kali melahirkan agar siap secara
mental menjadi seorang Ibu dan membantu ibu menyesuaikan diri dengan rutinitas
baru pasca melahirkan.
3. Bidan
memberikan asuhan pada Ibu selama masa postnatal.
4. Bidan
memberi dukungan mengenai rasa percaya diri ibu terhadap menyusui pada 7 hari
pertama.
5. Bidan
memberikan pengertian pada ibu agar ibu jangan takut atau khawatir dengan
perubahan fisik pada tubuh ibu.
6. Bidan
mendukung dan membantu ibu agar yakin menjalankan peran sebagai seorang ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar