PERKEMBANGAN SEJARAH
PROFESI,PELAYANAN DAN PENDIDIKAN BIDAN
SECARA NASIONAL DAN
INTERNASIONAL
A.Sejarah Perkembangan
Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
1. Lahirnya Sejarah Kebidanan
Sejarah
perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan, termasuk sejarah perkembangan
kesehatan dan kedokteran tua. Yakni sejak adanya wanita itu melahirkan, dan
kemudian secara adaptasi dan naluri budaya, ada wanita lain yang berbakti luhur
untuk menolong persalinan dengan kecepatan dan pengetahuan yang dipunyainya.
Itulah sebabnya makanya istilah “bidan” yang dalam basaha inggris disebut
midewife yang diartikan “with women”, termasuk perannya membantu kelahiran,
dalam arti kelahiran normal, dan bukan suatu tindakan intervensi seperti halnya
dokter ahli kebidanan yang praktek.
Pelopor-pelopor
dalam perkembangan kebidanan:
1) HIPOKRATES
DARI YUNANI TAHUN 460-370 SM
Disebut
bapak pengobatan
·
Menaruh perhatian terhadap
kebidanan/keperawatan dan pengobatan.
·
Wanita dan bersalin dan nifas
mendapatkan pertolongan dan pelayanan selayaknya.
2) SORONUS
TAHUN 98-138 SM BERASAL DARI EFESUS/TURKI
Disebut
bapak kebidanan:
·
Berpendapat bahwa seorang ibu yang telah
melahirkan tidak takut akan hantu atau setan dan menjauhkan ketahayulan
Ø PERKEMBANGAN
DI INGGRIS
1) WILLIAM
SMILIE (1697-1763)
Adalah seorang dokter
yang memperdalam ilmunya di Prancis, kemudian kembali kesehatan Inggris
(meroboh praktek, menulis buku, mengenai pemasangan cunan, dan ukuran panggul
sempit dan normal)
2) WILLIAM
HUNTER (1716-1788)
Murid William smilie
melanjutkan usaha William Smilie.
Ø PERKEMBANGAN
DI AMERIKA SERIKAT
Dahulu persalinan di
tolong dukun yang tidak berpendidikan apabila wanita sukar melahirkan ia diusir
serta ditakuti agar rasa sakit
bertambah karena kesedihan. Yang pertama sekali melakukan praktek kebidanan
yaitu:
SAMUEL
PULLER DAN ISTRINYA (1634) banyak menolong persalinan dan menghilangkan
kepercayaan lama. Orang amerika mendengar tentang pekerjaan William Smilie dan
Hunter dan pergi ke Inggris untuk memperdalam ilmunya.
1.
Amerika
Di
Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan
yang spesifik, standar-standar atau peraturan sampai pada awal abad ke-20.
Kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diketahui dalam sebagian besar
yuridiksi (hukum-hukum) dengan istilah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam
profesi bidan hampir mati.
Tahun
1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18. Banyak
kalangan medis berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak
dapat belajar dan menerapkan metode obstetrik. Pendapat ini digunakan untuk
menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang
tidakterorganisasi dan tidak dianggap profesional. Bidan hanya menangani
persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter.
Tahun
1955 Amerika College of Nurse-Midwives dibuka. Pada tahun 1971, bidan mulai menolong
persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan
pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima anasthesi
dalam dosis tinggi telah melahirkan anak-anak ynag mengalami kemunduran
psikomotor, pernyataan ini membuat masyarakat tertarik pada proses persalinan
alamiah, persalinan dirumah dan memacu peran bidan.
2.
Australia
Cara-cara persalinan di
Australia:
·
Wanita yang akan
bersalin disuruh duduk ditengah lapangan atau keliling, dan datanglah seorang
pemuda yang gagah mengendarai kuda yang diarahkan ke ibu yang bersalin, karena ketakutan dan terkejut ibu
lari-lari, akibat ddari lari-lari anak akan cepat lahir.
·
Wanita yang akan
bersalin ditidurkan didahan pohon, dan diletakkan tali di fundus uteri kemudian
ditarik.
·
Disuruh berdiri
memegang bahu dukun yang akan menolongnya, kemudian tangan dukun memegang dan
memeras pinggang ibu, kepala dukun menekan perut ibu dengan perasaan dipinggang
dan tekanan pada perut lama-lama akan lahir.
·
Ibu inpartu
diasingkan kehutan yang ditemani dukun, karena dianggap wanita tersebut kotor,
kemudian dukun membuat dua lubang, disuruh jongkok pada lubang.
3.
Jepang
Jepang
merupakan sebuah negara dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju serta
kesehatan masyarakatnya yang tinggi. Sekolah bidan resmi pada tahun 1912. Regulasi untuk seleksi dan
lisensi, pendidikan bidan diartikan oleh Obgyn dalam pertolongan persalinan.
Kurikulum yang dipakai tidak ada ilmu psikologis, ilmu biologi dan ilmu sosial
sehingga lulusan bidan tidak ramah dan tidak menolong persalinan. Jepang
melakukan peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menata dan
merubah situasi. Pada tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989
berorientasi pada siklus kehidupan wanita mulai dari pubertas sampai klimakterium
serta kembali ke persalinan normal.
Saat ini, pendidikan di
Jepang dapat dikejar dimanapun melalui pendidikan kebidanan setelah lulus dari
sekolah perawat atau perguruan tinggi dua tahun, atau melalui program kebidanan
yang ditawarkan oleh perguruan tinggi empat tahun. Semua program kelulusan
kebidananmelewati pengujian kebidanan nasional untuk memperoleh lisensi sebgai
bidan.
4.
Selandia baru
Selandia Baru telah mempunyai peraturan tentang cara
kerja kebidanan sejak tahun 1904, tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu,
lingkup praktek bidan telah berubah secara berati sebagai hasil dari
meningkatnya sistem pengobatan atau pertolongan dalam kelahiran.
Model kebidanan yang dipergunakan di Selandia Baru
adalah partnership antara bidan dan wanita. Bidan dengan pengetahuan,
keterampilan dan pengalamannya, dan wanita dengan pengetahuan tentang kebutuhan
diri dan keluarganya, serta harapan –harapan terhadap kehamilan dan persalinan.
Pada awal kehamilan, antara bidan dan wanita harus saling mengenal dan
menumbuhkan rasa saling percaya diantara keduanya. Dasar dari model partnership
adalah komunikasi dan negosiasi.
Di
Selandia Baru, bidan harus dapat membangun hubungan paartnership dengan wanita
yang menjadi kliennya, disampin bidan harus mempunyai kemampuan yang profesional.
5.
Inggris
Pendidikan kebidanan di Inggris terdiri dari 2
bagian:
1.
Pre-registration three year programmeldirectentry
program
ini ditunjukkan bagi mereka yang belum mengeyam pendidikan keperawatan dasar,
dengan lama pendidikan selama 3-4 tahun. Program ini sangat diminati oleh
banyak wanita muda dan dewasa karena waktu nya pendek serta cukup ekonomis dari
segi biaya.
2.
Pre-registration eight teen programme
Program
ini ditujukan bagi mereka yeng pernah mengeyam pendidikan keperawatan dasar,
dengan latarbelakang pendidikan 18 bulan-2 tahun.
Praktek kebidanan di
Inggris diatur oleh sejumlah undang-undang yaitu: Midwife Rules, The
Midwife’s Code of Practice dan United Kingdom Central Council (UKCC) for
Nursing.
Didalam UKCC ditekankan bahwa yang harus memiliki
oleh seorang bidan bukan hanya pendidikan kebidanan tetapi juga kemampuan
menghargai latarbelakang wanita (klien) karena hal tersebut dapat mempengaruhi
keadaan ibu dan bayi.
A. Sejarah Perkembangan Kebidanan di Indonesia
Pelayanan
kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek propesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan kaum ibu dan anak khususnya.
Pada zaman pemerintah Hindia Belanda, angka kematian ibu
dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun bayi yang tidak
terlatih secara medis. Pada tahun 1807 yakni pada zaman pemerintahan Gubernur
Jenderal Hendrik William Dendels, para dukun bayi sudah dilatih untuk
pertolongan persalinan, akan tetapi hal ini tidak berlanjut karena tidak ada
pelatih bidan.
Perkembangan
pelayanan kebidanan berkembang pesat dari tahun ke tahun, demikian rupa
sehingga sampai pada suatu titik tolak baru sejak adanya konferensi
kependudukan dunia di Kairo pada tahun 1994. Pada konferensi itu diputuskan
adanya penekanan pada reproduktif health (kesehatan reproduksi) yang oleh
karenanya memperluas area garapan pelayanan kebidanan, area tersebut yaitu:
• Safe
motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
• Family
planning
• Penyakit
menular seksual, termasuk infeksi saluran alat reproduksi
• Kesehatan
reproduksi remaja
• Kesehatan reproduksi orang tua
Pendidikan
kebidanan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda atas
inisiatif Dr. W Bosh yang waktu itu menjadi kepala bagian kesehatan
pemerintahan Belanda. Catatan sejarah menunjukkan bahwa sekolah bidan yang
pertama didirikan pada tahun 1852 di Batavia. Sekolah ini ditutup pada tahun
1875 dengan alasan utama adalah karena rendahnya apresiasi wanita bersalin
terhadap pertolongan bidan dibandingkan dengan pertolongan seorang dukun bayi.
Meskipun alasan penutupan ini masih bisa dipetanyakan lebih jauh lagi, misalnya
apakah rendahnya minat ibu-ibu yang bersalin kebidanan itu disebabkan kurang
nya pengetahuan dan pemahaman mereka atau mungkin rendahnya mutu pendidikan
bidan itu sendiri.
Pendidikan
kebidanan untuk para bidan dimulai sejak zaman Hindia Belanda, pada tahun 1851
seorang Dokter militer Belanda yakni Dr. W. Bosh membuka pendidikan bidan bagi
wanita pribumi di Batavia atau Jakarta sekarang
Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka
kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit militer Batavia. Pada tahun 1904
pendidikan bidan bagi wanita Indonesia dibuka di Makassar. Lulusan dari
pendidikan ini harus bersedia untuk ditempatkan dimana saja tenaganya
dibutuhkan dan bersedia untuk menolong masyarakat yang tidak mampu secara
Cuma-Cuma.
Antara tahun 1911-1912 dimulai
pendidikan tenaga keperawatan secara terencana di CBS (Central Burgelijke
Ziekeninrichting) sekarang RSUP Ciptomangunkusumo dan adalah dari HIS
(Hollandsche Indiche School) setingkat SD 7 tahun dengan pendidikan keperawatan
4 tahun.
Pada tahun 1935-1938 pemerintah colonial
Belanda mulai mendidik bidan lulusan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwinjs)
setingkat SLTP bagian B dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan dibeberapa
kota besar. Di tahun yang sama dikeluarkan sebuah peraturan yang membedakan
lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan. Bidan dengan dasar
pendidikan MULO dan pendidikan kebidanan selama 3 tahun.
Pada tahun 1905-1953
dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun dan
lama pendidikan tiga tahun. Mengingat kebutuhan tenaga untuk menolong
persalinan cukup banyak, maka dibuka pendidikan pembantu bidan yang disebut
penjenjang kesehatan E atau pembantu bidan. Pendidikan ini dilanjut sampai
tahun 1976 dan setelah itu ditutup. Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP
ditambah 2 tahun kebidanan dasar. Lulusan dari PK/E sebagian besar melanjut
pendidikan bidan selama 2 tahun.
Tahun
1953 dibuka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta. Lama kursusnya antara 7
s/d 12 minggu. Pada tahun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta. Tujuan dari KTB ini
adalah untuk memperkenalkan kepada lulusan bidan mengenai perkembangan program
KIA dalam pelayanan kesehatan masyarakat, sebelum memulai tugasnya sebagai
bidan terutama menjadi bidan di BKIA. Pada tahun 1967 KTB ditutup
(Discontinued).
Pada
tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru perawat
dan perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada awalnya pendidikan ini
berlangsung satu tahun, kemudian menjadi dua tahun dan terakhir berkembang
menjadi tiga tahun. Pada awal tahun 1972 institusi pendidikan ini dilebur
menjadi sekolah guru perawat (SGP). Pendidikan ini menerima calon dari lulusan
sekolah perawat dan bidan.
Tahun
1989 dibuka Crash Program pendidikan bidan secara nasional yang memperbolehkan
lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan. Program ini dikenal
sebagai program pendidikan bidan A (PPB A). Lama pendidikan satu tahun dan
lulusannya ditempatkan di desa-desa.
Pada tahun 1993 dibuka program pendidikan bidan
pragram B yang peserta didiknya dari lulusan akademi perawat (AKPER) dengan
lama pendidikan satu tahun.
Pada
tahun 1993 juga dibuka pendidikan bidan program C (PPB C), yang menerima
masukan dari lulusan SMP. Pendidikan di 11 provinsi yaitu: Aceh, Bengkulu,
Lampung, Riau (Wilayah Sumatera), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Selatan (Wilayah Kalimantan, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku dan Irian
Jaya). Pendidikan ini memerlukan kurikulum 3700 jam dan dapat disesuaikan dalam
enam semester.
Selain program
pendidikan bida di atas, antara tahun 1994-1995 pemerintah juga
menyelenggarakan uji coba pendidikan bidan jarak jauh (distance learning) di
tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebijakan ini
dilaksanakan untuk memperluas cakupan uapaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.
Pengaturan penyelenggarakan ini telah diatur di dalam SK Menkes No.
1247/Menkes/SK/XII/1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar